KOMPAS.com - Memelihara ikan predator adalah hobi yang populer di kalangan pecinta ikan hias. Dengan tampilan yang eksotis, gerakan yang lincah, dan perilaku berburu yang unik, ikan predator mampu memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan ikan hias biasa.
Namun, di balik keindahan dan daya tariknya, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh para pemeliharanya.
Selain itu, ada regulasi yang mengatur tentang pemeliharaan ikan predator di beberapa negara, termasuk Indonesia, yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Apa itu ikan predator?
Melansir Tropical Fish Hobbyist Magazine, Minggu (16/2/2025), ikan predator adalah jenis ikan yang memangsa ikan lain atau hewan kecil sebagai sumber makanannya.
Ikan predator memiliki naluri berburu yang tinggi dan sering kali lebih agresif dibandingkan jenis ikan lainnya. Beberapa contoh ikan predator yang populer di dunia akuarium adalah arwana, oscar, louhan, dan red tail catfish.
Meskipun sebagian besar ikan bisa bersifat predator oportunis, ikan predator sejati adalah yang secara alami memangsa ikan lain di habitat aslinya.
Namun, memberi makan ikan predator dengan ikan hidup di penangkaran dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan perilaku yang kurang ideal.
Beberapa contoh ikan predator yang populer dan umum dipelihara di akuarium adalah arwana, oscar, louhan, red tail catfish, piranha, dan alligator gar.
Apakah ikan predator boleh dipelihara?
Di beberapa negara, ikan predator masih diperbolehkan untuk dipelihara, asalkan pemiliknya memahami cara merawatnya dengan baik dan benar.
Namun, di Indonesia, pemeliharaan ikan predator telah dilarang berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 19/PERMEN-KP/2020.
Regulasi tersebut mengatur larangan pemasukan, pembudidayaan, peredaran, dan pengeluaran jenis ikan yang dianggap membahayakan ekosistem dan lingkungan.
Mengapa ikan predator tidak boleh dipelihara,?
Berdasarkan regulasi yang ada, larangan memelihara ikan predator diberlakukan karena beberapa alasan, antara lain:
Bisa menjadi spesies invasif
Jika dilepaskan ke alam liar, ikan predator yang bukan asli Indonesia dapat berkembang biak dengan cepat dan mendominasi ekosistem perairan setempat. Hal ini mengancam spesies ikan lokal yang tidak mampu hidup berdampingan dengan ikan predator.
Merusak rantai makanan dan biodiversitas
Ikan predator memiliki kemampuan berburu yang tinggi dan bisa memangsa ikan-ikan kecil dalam jumlah besar. Jika populasi ikan predator tidak terkendali, dapat terjadi ketidakseimbangan ekosistem, sehingga menyebabkan penurunan populasi ikan lokal yang berperan penting dalam rantai makanan.
Mengandung racun atau biotoksin
Beberapa spesies ikan predator, seperti beberapa jenis ikan buntal, diketahui mengandung racun yang berbahaya bagi manusia maupun ekosistem perairan.
Memiliki sifat agresif
Beberapa ikan predator memiliki sifat agresif dan dapat melukai manusia jika tidak ditangani dengan benar. Misalnya, ikan seperti piranha dan alligator gar memiliki gigi tajam yang dapat menyebabkan cedera serius.
Berdasarkan peraturan ini, terdapat sekitar 81 jenis ikan yang dilarang untuk dibudidayakan, dipelihara, atau diperjualbelikan di Indonesia.
Oleh karena itu, penting bagi setiap pecinta ikan untuk memahami regulasi sebelum memutuskan memelihara atau membudidayakan jenis ikan tertentu.
/homey/read/2025/02/16/180000376/bolehkah-memelihara-ikan-predator-ini-penjelasannya-