JAKARTA, KOMPAS.com- Virda Marsya Kurnia atau Marsya Voice of Baceprot (VoB) menceritakan inspirasi di balik lagu-lagu dari band beraliran metal itu.
Sebagai musisi perempuan dengan aliran musik metal, Marsya dan dua teman lainnya sadar tentang tudingan dan batasan yang mereka hadapi.
"Perempuan seperti kami, hidup dalam sistem yang seringkali tak berpihak," kata Marsya dikutip dari 优游国际 tv, Kamis (1/4/2025).
"Minim akses, minim representasi dan penuh prasangka," lanjutnya.
Baca juga: Voice of Baceprot dan 1.000 Drone Light Show Meriahkan Malam Pergantian Tahun di Ancol
Prasangka yang dimaksud Marsya adalah nilai-nilai negatif yang seolah dilekatkan pada mereka hanya karena mereka perempuan.
"Sebagai musisi perempuan, kami seringkali dianggap terlalu sensitif saat terlalu vokal, terlalu galak saat menyuarakan keresahan," ujarnya.
"Dan terlalu drama serta emosional saat jujur mengenai luka yang kami punya," sambungnya.
Karena itu, di balik musik keras yang menjadi pengiringnya, setiap lirik lagu VoB sebenarnya adalah terjemahan dari perasaan mereka.
Baca juga: Cerita Voice of Baceprot Ditawari Tampil di Glastonbury Festival 2024
"Kami tidak mau berlama-lama larut didalamnya, maka kami memilih untuk mengkonversi dendam dan kekecewaan," tuturnya.
"Kami tidak mau tenggelam dalam kemarahan kami sendiri. Kami berusaha mengubah energi-energi negatif itu menjadi sesuatu yang lebih bernilai, yaitu karya," lanjut Marsya.
Setiap lirik yang mereka tulis adalah cerita pengalaman yang dialami sepanjang karier.
"Yang kami bawa ke atas panggung itu bukan cuma sekedar musik dan lirik, tapi juga pengalaman," ucapnya.
"Pengalaman jadi band check sound, pengalaman sulitnya menghindari pelecehan verbal maupun non verbal di gigs, pengalaman diremehkan secara teknis hanya karena kami perempuan," jelas Marsya.
Pengalaman itu yang kemudian menjadi inspirasi untuk lagu seperti "(Not) Public Property", "Age Oriented".
"Lagu-lagu VoB yang bisa teman-teman dengar hari ini di platform digital, adalah hasil ini, konversi dendam dan kekecewaan kami," ucapnya.
"Kami membingkai keterbatasan bukan sebagai batas, tapi sebagai pijakan," kata Marsya.
Sebagai informasi, berawal dari panggung-panggung kecil, band asal Garut, Jawa Barat beranggotakan Marsya, Widi Rahmawati sebagai basis, dan drummer Euis Siti Aisyah ini pernah tampil di festival musik Glastonbury 2024, Somerset, Inggris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.