KOMPAS.com - Hari Raya Waisak adalah salah satu perayaan spiritual yang sangat dihormati oleh umat Buddha di seluruh dunia.
Setiap tahun, perayaan ini sering kali diwarnai dengan tradisi pelepasan lampion, yang dikenal luas sebagai Festival Lampion Waisak.
Di tengah heningnya malam, langit perlahan dihiasi oleh cahaya hangat ribuan lampion yang terbang tinggi, membawa doa dan harapan umat Buddha. Peringatan ini bukan hanya sebuah tradisi meriah, tetapi juga sarat akan makna filosofis dan spiritual yang mendalam.
Pada tahun 2025, peringatan Hari Raya Waisak 2569 BE kembali digelar dalam rangkaian Waisak Nasional, dengan puncak perayaan yang berlangsung pada 12 Mei 2025.
Baca juga: Jadwal Rangkaian Perayaan Waisak 2025 di Borobudur, Mulai 4 hingga 12 Mei
Tradisi ini kembali dilaksanakan di Candi Borobudur, candi Buddha terbesar di Indonesia dan situs suci yang menjadi simbol penting bagi umat Buddha.
Dalam perayaan ini, prosesi dimulai dengan kirab dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, diikuti dengan pelepasan lampion, peringatan detik-detik Waisak yang sakral, serta ritual pradaksina—berjalan mengelilingi candi sebagai bentuk penghormatan dan perenungan spiritual.
Namun, di balik keindahan lampion yang menghiasi langit malam, terdapat makna filosofis yang mendalam.
Apa sebenarnya makna dan simbolisme dari pelepasan lampion dalam peringatan Waisak? Berikut adalah penjelasan mengenai makna mendalam dari tradisi ini.
1. Simbol Pencerahan Jiwa
Lampion dalam tradisi Waisak melambangkan pencerahan batin yang dialami oleh Siddhartha Gautama, yang kemudian dikenal sebagai Sang Buddha. Saat beliau memahami hakikat kehidupan dan menemukan jalan menuju akhir penderitaan, cahaya lampion menjadi simbol terang batin yang membimbing umat Buddha dalam perjalanan spiritual mereka menuju pencerahan.
Baca juga:
2. Lambang Kebangkitan dan Perubahan Diri
Proses pelepasan lampion ke angkasa menyiratkan perjalanan batin manusia yang sedang bertransformasi. Seperti cahaya yang menembus kegelapan malam, lampion Waisak mengingatkan setiap individu akan kemampuan mereka untuk bangkit dari belenggu duniawi dan menuju kehidupan yang lebih damai dan tercerahkan.
3. Wujud Kasih dan Kebaikan
Cahaya lampion juga menjadi simbol kasih sayang dan kepedulian. Dalam ajaran Buddha, cinta kasih kepada semua makhluk hidup merupakan inti ajaran. Melalui pelepasan lampion, umat Buddha berharap agar kebaikan dan cinta kasih dapat menjangkau seluruh penjuru dunia.
4. Bentuk Penghormatan kepada Sang Buddha