Hal ini disampaikan oleh Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) M Zamzam N M.Si, dalam live instagram @pussainsa_lapan bertajuk Mengulas Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021.
"Ini termasuk langka, karena gerhana bulan total berwarna merah, baru bisa terjadi berapa puluh tahun lagi," kata Zamzam, Selasa (25/5/2021).
Zamzam mengatakan, fenomena gerhana bulan total yang terjadi hari ini juga terbilang langka, karena bertepatan dengan peringatan Hari Raya Waisak 2565.
"Yang bertepatan dengan Waisak ini juga (langka), mungkin ratusan tahun lagi baru bisa terjadi super blood moon (gerhana bulan total merah) bertepatan dengan hari Waisak," jelasnya.
Hal ini juga ditegaskan oleh Peneliti di Pusat Penelitian Sains dan Antariksa di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangerang Hasanuddin.
"Fenomena ini berulang setiap 195 tahun sekali," kata Andi kepada 优游国际.com, Rabu (26/5/2021).
Namun rupanya, Bulan Merah Super atau gerhana bulan total berwarna merah ini juga pernah bertepatan dengan hari raya Waisak pada 16 Mei 2003 lalu.
Lantas, mengapa demikian dan bagaimana periodisitas super blood moon ini terjadi?
Untuk dapat memahami ini, Andi menjelaskan bahwa fenomena yang terjadi hari ini bukanlah gerhana bulan total ataupun bulan merah super biasa.
1. Berbeda gerhana bulan dan Super Blood Moon
Gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Ketika gerhana bulan total terjadi; posisi Matahari, Bumi, Bulan sejajar sehingga membuat Bulan masuk ke umbra Bumi.
Perlu diketahui bahwa fenomena yang terjadi hari ini bukan hanya gerhana bulan total biasa.
Pada prosesnya, saat Bulan berada di umbra Bumi ketika puncak gerhana bulan total terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah yang terkenal dengan istilah Blood Moon.
Lalu, karena posisi Bulan pada malam ini berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee), maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga disebut dengan Super Moon.
Oleh karena itu, Gerhana Bulan Total tanggal 26 Mei 2021 ini dikenal juga dengan Super Blood Moon (Bulan Merah Super), karena terjadi saat bulan di di jarak terdekat dengan Bumi (Perigee).
2. Periodisitas atau siklus gerhana bulan
Cara kedua untuk memahami fase langkanya fenomena Bulan Merah Super hari ini adalah dengan mengetahui siklus gerhana bulan yang terjadi.
"Kalau bulan merah supernya sendiri tidak ada periodisitas atau siklus tertentu," kata Andi kepada 优游国际.com, Rabu (26/5/2021).
Bulan Merah Super terakhir kali terjadi pada tahun 2018 dan akan kembali terjadi pada tahun 2037.
Namun, jika yang dimaksud adalah Super Vesak Blood Moon atau Bulan Waisak Merah Super, yaitu Bulan Merah Super yang terjadi bertepatan dengan peringatan hari raya Waisak, memang memiliki 2 siklus saros.
Untuk diketahui, siklus saros adalah jarak berlangsungnya antara dua gerhana, yakni sekitar 6585,3213 hari atau sekitar 18 tahun 11 1/3 hari.
Siklus inilah yang digunakan untuk memprediksi gerhana bulan maupun gerhana matahari.
Akan tetapi, siklus saros ini bisa muncul dan bisa menghilang.
"Untuk super blood moon-nya sendiri terjadi dalam 1 seri saros yang sama yang terdiri dari 72-83 siklus," jelasnya.
Jadi, 10-11 siklus saros pertama diawali dengan gerhana penumbra. Kemudian, 10-11 siklus saros berikutnya gerhana sebagian. Dilanjutkan pada 35-40 siklus saros berikutnya adalah gerhana total.
Setelah gerhana total itu terjadi, maka siklus berikutnya akan kembali lagi ke gerhana sebagian dan ditutup dengan gerhana penumbara.
Antara super blood moon yang terjadi di tahun 2018 dengan 2037 masih berkaitan. Tetapi, super blood moon di tahun 2021 tidak berkaitan dengan peristiwa di tahun 2039 mendatang, karena sudah gerhana sebagian.
Namun, masih berkaitan dengan super blood moon di tahun 2040.
"Jadi, tidak selalu super blood moon terjadi dalam interval 1 saros, namun bisa juga terjadi setiap 1 siklus meton (19 tahun)," ujarnya.
"Perhitungan ini juga berlaku untuk gerhana matahari, bisa saja dalam tahun yang sama terdapat 2 gerhana yang berurutan dengan interval 5-6 bulan. Tetapi, siklus sarosnya berbeda dan siklus metoniknya juga berbeda," tambahnya.
Ia menegaskan, secara umum, memang tidak ada periodisitas yang baku untuk menentukan berulangnya gerhana super ini.
Nah, untuk peristiwa gerhana bulan total (GBT) yang terjadi hari ini, memang diketahui ada 2 siklus saros atau dua kali kejadian gerhana bulan total berwarna merah dalam waktu dekat bertepatan dengan Waisak.
"Super Vesak Blood Moon atau Bulan Waisak Merah Super, ketika Bulan Merah Super bertepatan dengan Waisak, ada 2 siklus saros yang berulang kembali setiap 195 tahun sekali," jelasnya.
Peristiwa yang terjadi hari ini juga sudah terjadi pada tahun 1808 dan 1826. Kemudian di tahun 2003 dan 2021. Serta, berikutnya diprediksikan akan kembali terjadi di tahun 2199 dan 2117.
/sains/read/2021/05/26/170500923/super-blood-moon-saat-waisak-pernah-terjadi-di-2003-tapi-mengapa-disebut