KOMPAS.com - Peneliti menemukan fosil mahluk kecil di timur laut China. Fosil berusia 120 juta tahun ini aneh sekaligus menarik perhatian para ahli.
Peneliti menyebut, jika fosil bukanlah burung atau pun dinosaurus. Namun, fosil memiliki kesamaan dengan T-rex, sementara tubuhnya lebih mirip dengan burung mahkota zaman modern, seperti burung pipit atau kolibri.
Tapi setelah dilakukan pemindaian CT yang cermat serta rekonstruksi fosil yang terperinci, hasilnya menunjukkan bahwa fosil merupakan bagian dari kelompok burung purba yang disebut enantiornithines atau "burung yang berlawanan".
Mengutip Science Alert, Senin (28/6/2021) beberapa enantiornithines lain yang ditemukan besarnya tak lebih dari seekor kecoa. Tapi temuan fosil baru ini, agaknya sedikit lebih besar dan seukuran telapak tangan manusia.
Meski ukurannya yang kecil, mahluk bercakar dan bersayap ini termasuk di antara kelompok burung purba yang paling melimpah dan beragam yang hidup pada saat itu.
Sementara enantiornithines tak bertahan dari peristiwa kepunahan massal Mesozoikum, banyak dari sifat mereka masih hidup sampai sekarang dan dianggap sebagai langkah evolusioner penting dalam perjalanan menuju burung modern.
"Tak ada yang menghentikan enantiornithines untuk menjadi spesies yang sukses di seluruh dunia selama puluhan juta tahun lalu," kata Min Wang, ahli paleontologi dari Chinese Academy of Sciences.
Lebih lanjut, fosil tengkorak enantiornithines ini terawetkan dengan baik, sehingga peneliti dapat mengetahui lebih detail mengenai burung purba tersebut.
Tak seperti burung modern yang rahang atasnya bergerak secara independen dari wadah otak mereka-disebut kinesis tengkorak, tulang tengkorak enantiornithines ini terkunci dan tak dapat digerakkan.
Peneliti bahkan menemukan bagian tambahan untuk otot rahang yang biasanya ditemukan pada dinosaurus dan reptil seperti kadal dan buaya.
Bagian tambahan yang dikenal sebagai pterygoid ini mirip seperti milik dinosaurus Linheraptor, theropoda mirip burung termasuk pemakan daging seperti T. rex dan Velociraptor.
Ini menunjukkan, bahwa burung purba dapat berevolusi dari cabang dinosaurus yang mencakup Velociraptor berbulu dan Microraptor bersayap.
Oleh karena itu, pergerakan tengkorak ini pasti telah berevolusi kemudian, yang mengarah pada keragaman besar, bentuk tengkorak yang sekarang kita lihat di antara burung mahkota modern.
"Meski mereka bisa menaklukan zaman Kapur, tetapi tetap hanya kelompok burung dengan kumpulan fitur turunan yang memungkinkan melakukan kinesis yang dapat selamat dari kepunahan massal Mesozoikum akhir dan berkembang sejak saat itu," tulis penulis studi dalama makalahnya.
Studi ini dipublikasikan di Nature Communications.
/sains/read/2021/06/28/201500923/temuan-mengejutkan-ahli-ungkap-fosil-mini-berkepala-mirip-t-rex-dengan