KOMPAS.com – Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu. Ini merupakan kondisi darurat medis yang hampir selalu membutuhkan pembedahan segera untuk mengangkat usus buntu.
Jika tidak segera diatasi, apendisitis dapat menyebabkan usus buntu pecah. Jika demikian, bakteri dalam usus buntut akan tumpah ke rongga perut hingga mengakibatkan kondisi yang serius.
Oleh sebab itu, mengenali gejala dan penyebab apendisitis menjadi penting agar bisa segera mengambil langkah medis.
Penyebab apendisitis
Dilansir dari Healthline, dalam banyak kasus penyebab radang usus buntu tidak diketahui. Para ahli percaya bahwa apendisitis berkembang ketika bagian usus buntu terhalang atau tersumbat.
Ada banyak hal yang berpotensi menyumbat usus buntu, seperti penumpukan tinja yang mengeras, tumor, dan cedera traumatis.
Ketika usus buntu tersumbat, bakteri dapat berkembang biak di dalamnya. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya nanah dan pembengkakan yang menimbulkan tekanan yang menyakitkan di perut.
Gejala apendisitis
Dilansir dari WebMD, terdapat beberapa gejala apendisitis yang umum dialami oleh penderitanya, yakni:
Sementara itu, terdapat beberapa gejala apendisitis lain yang kurang umum, ini termasuk:
Nyeri di mana saja di perut bagian atas atau bawah, punggung, atau bagian belakang.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera temui dokter untuk memastikan penyebabnya. Diagnosis dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk apendisitis.
Cara mencegah apendisitis
Sebenarnya, tidak ada cara yang pasti untuk mencegah radang usus buntu. Tetapi, risikonya mungkin dapat ditekan dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan serat.
Beberapa makanan yang tinggi serat yang berpotensi mencegah apendisitis sekaligus menyehatkan pencernaan adalah buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Selain itu, bisa juga berkonsultasi dengan dokter untuk pencegahan apendisitis. Dokter mungkin menganjurkan untuk mengonsumi suplemen serat.
/sains/read/2021/10/22/164500123/apendisitis--penyebab-gejala-dan-cara-mencegah