KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi beberapa subvarian Omicron, salah satunya BA.3. Ini adalah salah satu berita populer Sains sepanjang Senin (7/3/2022).
Hingga saat ini, selain BA.3, subvarian Omicron yang telah diidentifikasi di antaranya BA.1, BA.1.1 dan BA.2.
Studi terkait subvarian Omicron ini telah dipublikasikan pada 18 Januari 2022 lalu di Journal of Medical Virology.
Selain berita tersebut, informasi populer Sains lainnya yakni tentang bagaimana badai matahari menghancurkan satelit Starlink.
Badai matahari beberapa waktu lalu, telah menyebabkan puluhan satelit internet Starlink SpaceX rusak dan terbakar.
Setelah sembuh dari Covid-19, terutama yang terinfeksi virus dengan gejala berat, disarankan untuk melakukan medical check up. Hal ini dilakukan, kata dokter, untuk mengetahui kondisi kesehatan organ paru-paru.
Selain itu, informasi mengenai kondisi cuaca di Jabodetabek menjadi berita populer Sains dan trending Google sepanjang Senin (7/3/2022).
Pasalnya, hujan lebat disertai angin kecang dilaporkan terjadi di wilayah ini. BMKG mengungkapkan bahwa penyebab hujan lebat disertai angin kencang di wilayah tersebut diakibatkan oleh awan Cumulonimbus (Cb).
Berikut ini beberapa rangkuman berita populer Sains sepanjang Senin (7/3/2022) hingga Selasa (8/3/2022) pagi.
WHO mengidentifikasi subvarian BA.3 Omicron
Hingga saat ini, sudah ada beberapa subvarian Omicron yang telah diidentifikasi, seperti BA.1, BA.1.1, BA.2 dan BA.3.
Para peneliti mengungkapkan, subvarian BA.3 Omicron pertama kali terdeteksi di barat laut Afrika Selatan.
Menurut studi, hanya 0,013 persen dari total genome sequence yang diunggah ke database GISAID, yang merupakan subvarian BA.3 dari varian Omicron.
Sementara, subvarian yang paling banyak ditemukan ialah BA.1. Studi lebih lanjut juga menunjukkan mutasi pada subvarian BA.3 lebih sedikit dibandingkan subvarian Omicron BA.1.
Tim peneliti mengungkapkan bahwa penyebaran subvarian BA.3 yang lebih rendah dan menyebabkan sedikit kasus infeksi ini, kemungkinan diakibatkan oleh hilangnya enam mutasi virus dari BA.1 atau virus mendapatkan dua mutasi dari BA.2.
Tim peneliti menduga, mutasi tersebut menjadi salah satu alasan mengapa BA.3 memiliki jumlah infeksi yang lebih rendah.
Hingga saat ini, belum banyak studi yang meneliti tingkat keparahan yang disebabkan oleh tiga subvarian Omicron, kecuali ketiganya memiliki tingkat keparahan serupa karena mereka berasal dari varian yang sama.
Berdasarkan laporan di Forbes pada Januari 2022 lalu, para peneliti menyampaikan bahwa BA.1, BA.2, dan BA.3 berbeda satu sama lain, sama halnya dengan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.
Selengkapnya, berita populer Sains terkait karakteristik subvarian Omicron BA.3 dapat disimak di sini.
Bagaimana badai matahari hancurkan satelit Starlink?
Satelit Starlink milik SpaceX dilaporkan hancur, setelah diterjang badai Matahari pada Jumat 4 Februari 2022 lalu.
Sedikitnya 40 dari 49 satelit internet Starlink Elon Musk yang diluncurkan ke orbit rendah, sekitar 210 km di atas Bumi itu rusak dan terbakar.
Asisten Profesor Teknik Mesin dan Dirgantara dari West Virginia University, Piyush Mehta mengatakan, badai geomagnetik Matahari yang menyebabkan rusaknya satelit ini terjadi ketika cuaca antariksa menghantam lalu berinteraksi dengan Bumi.
Mehta berkata, saat cuaca luar angkasa mencapai Bumi, efeknya dapat memicu berbagai permasalahan bagi teknologi yang berada di orbit, termasuk satelit.
Penyebab rusaknya satelit Starlink pada Februari lalu, kata Mehta, dapat terjadi saat atmosfer Bumi menyerap energi dari badai, kemudian permukaannya memanas dan mengembang ke atas.
Pada akhirnya, badai matahari menyebabkan lapisan atmosfer yang disebut sebagai termosfer menjadi padat. Kepadatan yang lebih tinggi dari normalnya menyebabkan lebih banyak hambatan, dan dapat menimbulkan masalah bagi satelit.
Lebih lengkap mengenai salah satu informasi populer Sains ini, dapat dibaca di sini.
Medical check up setelah sembuh dari Covid-19
Banyak masyarakat yang mungkin masih bertanya-tanya mengenai perlukah melakukan medical check up setelah sembuh dari Covid-19.
Dokter Spesialis Paru di Primaya Hospital Bekasi Timur dr Annisa Sutera Insani, Sp.P, menjelaskan medical check up sebenarnya tidak rutin dilakukan pada pasien yang sudah sembuh dari Covid-19.
Kendati demikian, medical check up tersebut dapat digunakan para penyintas Covid-19 yang ingin mengetahui kondisi paru-parunya, maupun pasien post Covid-19 yang masih bergejala setelah dinyatakan sembuh.
Lebih lanjut, dr Annisa menyebutkan bahwa medical check up yang diperlukan oleh seseorang yang telah sembuh Covid-19 ialah pemeriksaan foto toraks untuk mengevaluasi kondisi paru-paru.
Pemeriksaan yang paling penting bagi penyintas Covid-19 maupun pasien post Covid ialah spirometri untuk mengevaluasi fungsi dan mendiagnosis kondisi paru-paru.
Sedangkan, pemeriksaan laboratorium akan disesuaikan dengan komorbid atau penyakit penyerta yang dimiliki.
Medical check up dapat dilakukan oleh pasien post Covid-19 ataupun penyintas yang sebelumnya bergejala sedang hingga berat.
Berita populer Sains sepanjang Senin (7/3/2022) tentang medical check up setelah sembuh dari Covid-19 dapat disimak di sini.
Angin kencang di Jabodetabek dari awan cumulonimbus
BMKG mengungkapkan bahwa angin kencang yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya berasal dari embusan angin dari dalam awan Cumulonimbus (Cb). Hal itu didapatkan dari pantauan citra radar dan citra satelit BMKG.
"Angin kencang dengan kecepatan lebih dari 25 knot ini, berasal dari embusan angin dari dalam awan Cumulonimbus yang awalnya bergerak dari Samudra Hindia barat Banten ke arah timur, hingga akhirnya memasuki wilayah Jabodetabek," ujar BMKG, dikutip dari laman Instagram @infobmkg, Sabtu (5/3/2022).
Awan tersebut, kata BMKG, sejajar membentuk pola garis lurus yang membentang dari utara-selatan, dan bergerak memasuki daerah Banten, Jabodetabek, hingga Jawa Barat.
BMKG memaparkan bahwa dampak yang dirasakan yakni berupa hujan ringan, sedang, hingga lebat yang disertai angin kencang serta kilat atau petir dengan durasi singkat di daerah yang dilaluinya.
Selengkapnya, berita populer Sains terkait cuaca di Jabodetabek ini, dapat disimak di sini.
/sains/read/2022/03/08/070100723/-populer-sains-who-identifikasi-subvarian-ba.3-omicron-badai-matahari