KOMPAS.com - Mulai hari ini Senin, (2/9/2020) sampai Oktober mendatang, sejumlah wilayah Indonesia akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan.
Untuk diketahui, hari tanpa bayangan atau kulminasi atau transit atau istiwa adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama.
Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit.
Baca juga:
Akibatnya, bayangan benda yang tegak akan menjadi hilang atau tidak terlihat, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Oleh sebab itu, hari kulminasi dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.
Penyebab hari tanpa bayangan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam keterangan tertulisnya menyatakan, bahwa hari tanpa bayangan ini terjadi karena bidang ekuatro bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.
Sehingga, posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 LU sampai dengan 23,5 LS, dan hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari.
"Pada tahun ini, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret 2020 pukul 10.50 WIB dan 22 September 2020 pukul 20.31 WIB," tulis BMKG.
Sementara itu, pada tanggal 23 Juni 2020 pukul 04.44 WIB matahari berada di titik balik utara dan pada 21 Desember 2020 pukul 17.02 WIB matahari berada di titik balik selatan.
Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo menjelaskan, hari tanpa bayangan matahari adalah suatu hari bagi suatu tempat tertentu di mana manusia dan obyek lain yang berdiri tegak akan kehilangan bayang-bayangnya, manalaka Matahari mencapai titik kulminasi atas istiwa atau mengalami kondisi transit.
Marufin berkata, hari tanpa bayangan matahari terjadi ketika altitude Matahari tepat 90º, sehingga matahari tepat berada di titik Zenith (titik tertinggi yang bisa dicapai peredaran benda langit).
"Kulminasi atas terjadi saat altitude matahari mencapai maksimum pada hari itu," kata Marufin.
Secara astronomis, hari tanpa bayangan matahari terjadi saat nilai deklinasi matahari, yakni salah satu parameter dalam sistem koordinat langit, tepat sama dan senilai dengan garis lintang sebuah tempat.
Baca juga: