优游国际

Para peneliti menyimpulkan bahwa orang tanpa gejala Covid-19 yang terinfeksi varian Delta Plus, mungkin lebih sedikit yang melakukan isolasi diri.

Sementara, orang dengan gejala Covid-19 varian Delta, kemungkinan berpotensi lebih mudah menularkan atau menyebarkan virus, melalui batuk, namun kemungkinan ia tidak akan mengalami sakit Covid-19 yang parah.

"Ini tampaknya lebih mudah menular. Tampaknya gejalanya kurang, yang merupakan hal yang baik," kata ahli epidemiologi Imperial Paul Elliott kepada wartawan.

Sebelumnya, Imperial College London telah merilis hasil sementara yang menunjukkan prevalensi Covid-19 yang mencapai rekor tertinggi pada Oktober lalu.

Infeksi Covid-19 tertinggi di Inggris saat itu, banyak dialami kelompok anak-anak.

Baca juga: Mengapa Varian Delta Plus Lebih Mengkhawatirkan? Ini Penjelasannya

Hasil lengkap dari rangkaian akhir studi terhadap varian Delta Plus yang menyebar di Inggris, yang telah dilakukan antara 19 Oktober hingga 5 November, telah mengkonfirmasi apa yang dicatat setiap hari dan survei prevalensi lainnya.

Data studi menunjukkan bahwa tingkat infeksi Covid-19 di Inggris menurun dari puncaknya kala itu, sesuai dengan dimulainya liburan sekolah pada tengah semester di akhir Oktober.

Elliot menambahkan bahwa ada ketidakpastian apakah penurunan kasus Covid-19 di Inggris ini akan terus berlanjut, dan beberapa minggu ke depan akan menentukan apakah kasus Covid-19 akan kembali naik dengan kembalinya sekolah.

Studi REACT-1 tak hanya menemukan wawasan baru dari varian Delta Plus di Inggris, tetapi juga menemukan bahwa dosis vaksin booster dapat mengurangi risiko infeksi Covid-19 pada orang dewasa hingga dua pertiga dibandingkan dengan orang yang mendapat dua dosis.

Baca juga: Epidemiolog: Delta Plus di Inggris Bisa Gantikan Dominasi Varian Delta