优游国际

KOMPAS.com - Bayangkan suatu hari kita bisa menumbuhkan gigi baru hanya dengan meminum obat—seperti adegan dalam film fiksi ilmiah. Kini, mimpi itu mulai mendekati kenyataan.

Sebuah terobosan ilmiah menakjubkan datang dari Jepang, di mana tim peneliti dari Medical Research Institute Kitano Hospital di Osaka, yang dipimpin oleh Dr. Katsu Takahashi, berhasil menumbuhkan gigi manusia di laboratorium. Ini adalah pertama kalinya hal tersebut dilakukan, membuka harapan baru bagi jutaan orang yang kehilangan gigi sejak usia dini atau akibat penyakit.

“Impian setiap dokter gigi adalah membuat gigi tumbuh kembali. Saya yakin ini bisa terjadi sejak saya masih mahasiswa,” ujar Takahashi penuh keyakinan.

Baca juga: Mengapa Gigi Bungsu Tumbuh Terlambat?

Mengapa Gigi Baru Diperlukan?

Sekitar 1% populasi dunia mengalami kondisi langka bernama anodontia, yaitu ketidakmampuan untuk menumbuhkan gigi permanen. Masalah ini biasanya muncul sejak kecil dan dapat menyebabkan kesulitan makan, berbicara, hingga mengganggu rasa percaya diri.

Selama ini, solusi yang tersedia hanyalah gigi palsu atau implan. Namun, bagi anak-anak berusia 2 hingga 6 tahun yang mengalami kekurangan gigi, solusi ini tidak selalu praktis atau nyaman.

Baca juga: Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Rahasia di Balik Gigi Baru: Protein Penghambat Pertumbuhan

Penelitian ini bermula dari temuan bahwa protein bernama USAG-1 ternyata menghambat pertumbuhan gigi baru. Dengan mengembangkan obat berupa antibodi untuk memblokir protein ini, para ilmuwan berhasil “membuka kunci” pertumbuhan gigi yang sebelumnya tertidur.

Pengujian pertama dilakukan pada tikus yang memiliki kelainan genetik berupa gigi yang tidak tumbuh. Setelah diberi obat, tikus-tikus tersebut mulai menunjukkan pertumbuhan gigi baru—di tempat yang sebelumnya kosong.

Selanjutnya, percobaan diperluas pada musang. Hasilnya? Hewan ini pun menumbuhkan gigi depan ekstra. Temuan ini mengindikasikan bahwa mamalia, termasuk manusia, memiliki potensi biologis untuk menumbuhkan “set gigi ketiga” yang selama ini tersembunyi.

Baca juga: 5 Fakta Unik tentang Gigi Manusia

Harapan Baru di Dunia Kedokteran Gigi

Kebanyakan manusia hanya memiliki dua set gigi sepanjang hidup: gigi susu dan gigi permanen. Namun ternyata, manusia mungkin menyimpan "cadangan gigi" yang tak aktif. Dengan pendekatan yang tepat, cadangan ini bisa dibangkitkan.

Takahashi dan timnya percaya bahwa terapi ini dapat menjadi pilihan ketiga, setelah gigi palsu dan implan.

“Kami berharap suatu saat nanti obat penumbuh gigi bisa menjadi alternatif biologis yang alami,” kata Takahashi.

Jika berhasil, pengobatan ini tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang lahir tanpa gigi, tetapi juga untuk mereka yang kehilangan gigi akibat kecelakaan, penyakit, atau usia lanjut.

Baca juga: Mengapa Manusia Purba Punya Gigi yang Rapi?

Uji Klinis dan Tantangan Ke Depan

Uji klinis pertama pada manusia telah dimulai sejak Juli 2024. Fokus utama saat ini adalah memastikan keamanannya. Bila semuanya berjalan lancar, terapi ini ditargetkan tersedia secara umum pada tahun 2030.

Tentu saja, tantangan masih banyak. Regulasi ketat, pengujian jangka panjang, dan pembuktian bahwa terapi ini bisa berhasil pada manusia merupakan tahap penting yang harus dilewati.

Para ilmuwan di berbagai belahan dunia kini memusatkan perhatian pada penelitian ini. Ada yang meneliti sel punca, ada pula yang mencari pemicu kimia lain untuk menumbuhkan gigi.

Namun, pendekatan Takahashi terbilang unik karena menargetkan protein spesifik yang langsung berkaitan dengan pertumbuhan gigi. Jika terbukti efektif, ini bisa menjadi pintu gerbang bagi perawatan gigi regeneratif lainnya.

“Kami ingin menghadirkan harapan baru bagi mereka yang seumur hidupnya harus berkutat dengan gigi palsu,” ucap Takahashi.

Jika penelitian ini sukses, kelak seseorang yang kehilangan gigi tidak lagi harus memakai gigi palsu atau menjalani operasi implan. Cukup dengan pengobatan tertentu, tubuhnya akan menumbuhkan gigi baru—alami dan kuat.

Baca juga: Gosok Gigi Sebelum atau Sesudah Sarapan, Mana yang Lebih Baik?