Fenomena alam ini bukan sekadar istilah dalam berita, melainkan kenyataan yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari.
Maka, pemahaman lebih lanjut tentang dampak La Nina sangat penting agar kita lebih siap menghadapi segaa risiko yang mungkin terjadi.
Namun sebenarnya, apa itu La Nina dan bagaimana dampaknya di kehidupan manusia? Yuk kita simak penjelasan berikut ini!
Apa itu La Nina?
Nama La Nina berasal dari Bahasa Spanyol yang berarti anak perempuan. Makna ini adalah kebalikan dari El Nino yang memiliki arti anak laki-laki.
Melansir Buku Berpikir dalam Kerangka Pulau (2023) karya Erwin Fahmi, La Nina adalah fenomena turunnya suhu muka laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah di bawah kondisi normalnya.
Fenomena anomali ini menyebabkan suhu permukaan laut berada di bawah atau lebih dingin dari rata-ratanya di Equator Pasifik Tengah.
Salah satu penyebab La Nina yang paling sering dirasakan adalah curah hujan di Indonesia meningkat hingga mengakibatkan musibah kebanjiran maupun gagal panen di sejumlah daerah.
La Nina memiliki ciri-ciri seperti berikut:
Dampak negatif La Nina
La Nina membawa banyak perubahan pada lingkungan dan kehidupan manusia, berikut dampak negatif La Nina yang paling sering dirasakan di Indonesia:
Melansir Climate Early Warning System BMKG, La Nina berpengaruh pada meningkatnya curah hujan di Indonesia hingga 20-40 persen lebih tinggi dibandingkan curah hujan saat tahun netral.
Curah hujan yang meningkat drastis ini menyebabkan sungai dan salurah air tidak mampu menampung debit air, sehingga banjir melanda pemukiman, lahan pertanian, hingga fasilitas umum.
Hujan deras terus menerus membuat tanah menjadi jenuh air dan kehilangan kekuatan ikatannya. Akibatnya, tebing dan lereng mudah longsor, menimbun rumah, jalan, dan lahan pertanian.
Genangan air di lahan pertanian akibat curah hujan berlebihan menyebabkan akar tanaman membusuk dan hasil panen menurun drastis. Beberapa tanaman seperti padi, jagung, dan kedelai sangat rentan terhadap banjir.
Pada sektor transportasi laut akan terganggu karena adanya gelombang tinggi dan cuaca ekstrem yang terjadi.
Hasil panen yang menurun serta gangguan distribusi pangan akibat La Nina menyebabkan pasokan pangan menurun.
Akibatnya, harga bahan pokok naik dan masyarakat berpenghasilan rendah semakin sulit mendapatkan makanan yang cukup serta bergizi.
Lingkungan yang lembab dan tergenang air menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk dan bakteri penyebab penyakit.
Tak heran jika selama La Nina, kasus demam berdarah, diare, ISPA, dan penyakit kulit meningkat tajam.
Banjir besar dapat mengganggu operasional pembangkit listrik, terutama yang berada di dataran rendah atau dekat sungai.
Proses terjadinya La Nina
Melansir Jurnal Dampak La Nina dan El Nino Bagi Kehidupan Masyarakat Indonesia (2024) karya Resti Astuti M.P, peristiwa La Nina terjadi ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di pantai Peru-Equador kembali bergerak ke arat barat.
Suhu air laut akan berubah seperti semula, yaitu dingin, up-welling kembali muncul, dan kondisi cuaca normal. Maka bisa diartikan jika La Nina adalah kondisi cuaca yang nromal setelah El Nino.
Nah, proses terjadinya La Nina dimulai saat air laut yang panas berjalan ke arah barat hingga sampai wilayah Indonesia.
Inilah yang menyebabkan wilayah Indonesia mendapatkan tekanan rendah atau minimum serta angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudera Hindia bergergerak menuju Indonesia membawa uap air, sehingga sering terjadi hujan lebat saat terjadi La Nina.
La Nina adalah fenomena iklim yang membawa dampak besar bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Maka pengetahuan tentang La Nina perlu dikenalkan sejak dini.
Untuk menunjang pengetahuan tersebut, kini informasi La Nina telah terdapat di materi sekolah, salah satunya Georafi Kelas 10.
/skola/read/2025/05/09/120000669/7-dampak-negatif-la-nina