Tahu suaminya tewas, ia pun berjanji akan menuntut balas dan meneruskan perjuangan suaminya.
Kemudian Malahayati meminta Sultan Al Makammil untuk membentuk armada Aceh yang semua prajuritnya merupakan wanita janda yang suaminya tewas dalam peperangan.
Dikutip situs Kabupaten Aceh Besar, setelah permintaan disetujui, Malahayati pun memimpin pasukan yang diberi nama Inong Balee.
Inong berati wanita, sedangkan Balee artinya janda. Ia kemudian melatih para janda untuk menjadi prajuri Kasultanan Aceh yang tangguh.
Bersama pasukannya sering terlibat dalam pertempuran, baik melawan Belanda atau Portugis. Tidak hanya di Selat Malaka, tapi juga di daerah pantai timur Sumetera dan Malaya.
Baca juga: Biografi Sulianti Saroso, Sosok di Balik RS Pusat Infeksi
Inong Balee juga membangun benteng dengan tinggai 100 meter dari permukaan laut.
Di mana tembok benteng menghadap ke laut lebar tiga meter dengan lubang-lubang meriam yang moncongnya mengarah ke pintu teluk.
Selain memiliki benteng, juga memiliki pangkalan militer yang terletak di Teluk Lamreh Krueng Raya.
Dalam buku Perempuan Keumala (2007) karya Endang Moedopo, benteng yang dibangun dipakai Laksamana Malahayati untuk menyusun kekuatan Inong Balle. Ia begitu sangat gigih karena bangsa penjajah yang datang telah merugikan kerajaan.
Saat pertempuran yang terjad pada 1599, pasukan Inong Balee mampun mengalahkan pasukan Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman.
Salah satu aksi heroik yang dilakukan Laksamana Malahayati saat perang pertempuran tersebut mampu membunuh Cornelis de Houtman di atas geladak kapal pada 11 September 1599.
Cornelis de Houtman tercatat merupakan orang pertama yang menjejakkan kaki di Nusantara. Ia datang bersama adiknya, Frederik.
Semula kedatangan mereka datang dengan baik-baik, namun lama-lama bertindak khianat.
Baca juga: Biografi Christiaan Eijkman, Penemu Vitamin
Kemudian Sultan Aceh menugaskan Laksamana Malahayati untuk mengusir. Menurut catatan Cornelis de Houtman tewas setelah kena tikam rencong Laksamana Malahayati.
Perjuangan Laksamana Malahayati yang gigih melawan penjajah bersama Inong Balee harus terhenti pada 1606. Saat pertempuran Inong Balee melawan Portugis di periaran Selat Malaka, Laksamana Malahayati tewas.
Laksamana Malahayati dimakamkan di Desa Lamreh Kecamatan Majid Raya Kabupaten Aceh Besar, sekitar 35 Km dari Ibukota Provinsi Nanggrou Aceh Darussalam atau pusat Kota Banda Aceh.
Makam laksamana Malahayati berada di puncak bukit kecil sebelah Utara desa Lamreh,
Laksamana Malahayati mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 2017 melalui Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/Tahun 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.