KOMPAS.com - Kejahatan siber dilakukan oleh individu yang memiliki pengetahuan tentang teknologi dan informasi.
Jika dilihat dari sisi sebab akibat yang ditimbulkan, kejahatan ini bersifat lintas batas dan tidak dibatasi ruang dan waktu sehingga sulit untuk dideteksi secara konvensional.
Dilansir dari buku Kejahatan Siber Ancaman dan Permasalahannya (2023) oleh Beridiansyah, meningkatnya kejahatan siber yang mengancam keberlangsungan masyarakat.
Salah satu tindak kejahatan siber adalah upaya pengelabuan untuk mendapatkan identitas.
Baca juga: Cyber Crime: Definisi, Jenis, dan Contohnya
Dikutip dari buku Audit Internal di Masa Krisis (2023) oleh Sandra Willia Gusman, tindak kejahatan siber dengan upaya pengelabuan untuk mendapatkan identitas disebut phising.
Phising berasal dari kata fishing (memancing). Karena bertujuan memancing orang untuk memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari.
Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi, seperti nama, usia, alamat, data akun (username dan password), atau data finansial (informasi kartu kredit, rekening).
Pelaku phising biasanya menghubungi target melalui website atau email palsu, telepon, atau pesan teks yang tampak meyakinkan dengan menampakkan diri sebagai pihak atau institusi yang berwenang.
Beberapa jenis phising yang sering dilakukan, yakni:
Baca juga: 7 Jenis Kejahatan Dunia Maya atau Cyber Crime
Adapun data korban phising biasanya dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber dengan cara:
Banyak kerugian yang diderita oleh organisasi akibat kejahatan siber, antara lain menurunnya reputasi organisasi, kehilangan data penting, kerusakan software dan sistem komputer, juga kerugian finansial.
Baca juga: 10 Bentuk Cyber Crime
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.