KOMPAS.com - Tanggal 7 Mei 2025, seluruh mata dunia kembali tertuju pada Vatikan. Di tengah suasana sakral konklaf, ritual rahasia pemilihan Paus baru. Kapel Sistina, tempat diasakannya konklaf kembali menjadi sorotan utama.
Namun, tahukah kamu bahwa kapel ini menyimpan lebih dari sekadar sejarah spiritual? Di balik dindingnya yang megah, tersembunyi sebuah mahakarya seni yang tak ternilai: lukisan langit-langit Kapel Sistina.
Lukisan langit-langit Kapel Sistina adalah karya agung Michelangelo, sang pelukis Kapel Sistina yang mengubah wajah seni Renaisans selamanya.
Lukisan tersebut menggambarkan berbagai kisah dari Kitab Kejadian dalam Alkitab. Untuk lebih mengetahuinya, yuk simak penjelasan berikut ini!
Baca juga: Konklaf 7 Mei Dimulai, Begini Proses Konklaf Menentukan Paus Baru 2025
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, Kapel Sistina adalah bagian dari kompleks Istana Apostolik di Kota Vatikan.
Kapel Sistina dibangun antara tahun 1473 hingga 1481 oleh arsitek Giovanni dei Dolci atas perintah Paus Sixtus IV, nama yang kemudian diabadikan sebagai nama kapel ini.
Dari luar, bangunannya tampak sederhana, nyaris polos. Tapi di bagian dalam, dinding dan langit-langitnya menjadi kanvas bagi para maestro besar Renaisans.
Dua dinding samping kapel dihiasi oleh dua belas lukisan dinding (fresko) dari tahun 1481–1482 yang menggambarkan peristiwa penting dalam kehidupan Kristus dan Musa.
Nama-nama besar seperti Perugino, Botticelli, Ghirlandaio, hingga Pinturicchio berperan dalam proyek ini. Di atas fresko ini, antara jendela-jendela, terdapat lukisan para paus, sementara bagian bawah dinding biasanya ditutupi permadani indah rancangan Raphael.
Namun, puncak artistik sesungguhnya terletak di atas kepala: lukisan langit-langit Kapel Sistina, yang dikerjakan oleh Michelangelo.
Baca juga: Asap Hitam vs Asap Putih: Simbol Hasil Konklaf Pemilihan Paus Baru
Pada tahun 1508, Paus Julius II meminta Michelangelo, yang saat itu dikenal sebagai pematung, bukan pelukis, untuk menghias langit-langit kapel dengan dekorasi.
Awalnya sang Paus hanya menginginkan motif geometris sederhana dan potret dua belas rasul. Tapi Michelangelo menolak tawaran itu dan mengusulkan sesuatu yang jauh lebih ambisius: siklus kisah penciptaan dari Kitab Kejadian.
Dilansir dari The Collector, eski awalnya menolak dan merasa tidak memiliki pengalaman sebagai pelukis fresko, Michelangelo akhirnya menyetujui proyek ini.
Ia merancang sendiri perancah kayu besar yang memungkinkan ia berdiri. Sehingga, ia tidak melukis atap Kapel Sistina dengan berbaring, seperti yang sering dipercayai publik.
Ia melukis sembari berdiri dan menonggak ke atas sambil mengangkat kuas selama berjam-jam, hari demi hari.