Spesies Australopithecus Anamensis ditemukan di wilayah negara Kenya, tepatnya di Teluk Allia, Afrika Timur, oleh tim peneliti dari Universitas Harvard.
Fosil manusia purba ini diperkirakan sebagai spesies Australopithecus tertua yang hidup pada era Plio-Pleistosen.
Sejarah penemuan
Hampir seratus spesimen fosil Australopithecus Anamensis telah ditemukan Kenya dan Ethiopia.
Fosil-fosil yang ditemukan diperkirakan milik dari sekitar 20 individu. Bagian yang pertama kali ditemukan adalah tulang lengan, di wilayah Kanapoi di Danau Barat Turkana, oleh tim peneliti Universitas Harvard pada 1965.
Hasil penelitian awal dari Bryan Patterson dan William W. Howells yang diterbitkan pada 1967, menyatakan bahwa fosil tersebut milik Australopithecus yang hidup pada 2,5 juta tahun lalu.
Namun, mereka kemudian melakukan penelitian lebih lanjut, dan menyatakan bahwa fosil tersebut berusia lebih tua, yakni sekitar 4 hingga 4,5 juta tahun.
Pada 1994, paleoantropolog (ahli fosil manusia purba) asal Kenya, Meave Leakey, dan arkeolog, Alan Cyril Walker, menemukan beberapa fosil tambahan, termasuk satu tulang rahang bawah lengkap yang mirip simpanse.
Berdasarkan bukti yang ada, Australopithecus Anamensis tampak memiliki kebiasaan bipedal (berjalan menggunakan dua tungkai belakang atau kaki).
Satu tahun kemudian, Leakey kembali mendapat data baru, bahwa spesies ini dulunya kerap memanjat pohon.
Tim peneliti terus mencari keberadaan fosil Australopithecus Anamensis lainnya, sampai ke timur laut Ethipia.
Pada 2006, tim peneliti mengumumkan penemuan satu situs baru yang disebut Asa Issie, di mana terdapat sekitar 30 fosil Australopithecus Anamensis.
Kemudian pada Agustus 2019, para ilmuwan menemukan tengkorak yang hampir utuh untuk pertama kalinya di Ethiopia, yang dipercaya sebagai fosil Australopithecus Anamensis.
Ciri-ciri
Ciri-ciri dari Australopithecus Anamensis yaitu:
Kehidupan
Australopithecus Anamensis merupakan jenis Australopithecus paling primitif yang pernah hidup berdampingan dengan Australopithecus Afarensis pada akhir keberadaannya.
Pola makan manusia purba ini masih mirip dengan gorila, bahkan apa yang mereka makan tetap sama, tidak terpengaruh dari kondisi lingkungan.
Susunan gigi menunjukkan bahwa mereka adalah omnivora yang lebih banyak memakan buah-buahan, seperti simpanse.
Namun, dalam perkembangannya, mereka juga mengonsumsi makanan yang lebih keras, ditunjukkan dengan email gigi yang lebih tebal dan mahkota geraham yang lebih kuat.
Penelitian menunjukkan bahwa Australopithecus Anamensis hidup di hutan yang kondisinya menyerupai wilayah sekitar Danau Turkana saat ini.
Referensi:
/stori/read/2022/03/22/090000279/australopithecus-anamensis--sejarah-penemuan-dan-ciri-cirinya