Artinya, prasasti ini dibuat satu tahun setelah Mpu Sindok memindahkan ibu kota Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Selanjutnya, Prasasti Masahar memaparkan mengenai penetapan sima (tanah bebas pajak) oleh Mpu Sindok di desa baru yang bernama Masahar.
Pada masa itu, Desa Masahar berada di Watek Padang, yang diduga sebagai area seluas kabupaten di masa sekarang.
Letak tanah sima ini dekat dengan bangunan suci bernama Prasada Kabhaktyan Pangurumbigyan.
Disebutkan pula pejabat-pejabat daerah dan kerajaan yang hadir pada waktu penetapan sima itu.
Baca juga: Prasasti Sanghyang Tapak, Kutukan Mengerikan dari Raja Sunda
Satu hal yang menarik dari Prasasti Masahar adalah kutukan yang terdapat pada sisi kiri prasasti.
Meski tulisan pada sisi kiri prasasti banyak yang sudah rusak, beberapa kata kutukan masih dapat dibaca jelas, misalnya seperti disobek perutnya, dimakan dagingnya, dibutakan matanya, disambar petir, dan menerima hukuman dari dewa.
Titi Surti Nastiti, epigraf sekaligus arkeolog Puslit Arkenas, membenarkan bahwa tulisan di salah satu sisi Prasasti Masahar berisi kutukan, yang ditujukan kepada orang-orang yang berani merusak prasasti.
Pendapat lain mengatakan bahwa kutukan tersebut ditujukan bagi siapa saja yang mengganggu ketetapan raja mengenai penetapan tanah sima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.