KOMPAS.com - Republik Afrika Tengah adalah salah satu negara di kawasan Afrika Tengah yang berbatasan dengan Chad, Sudan, Sudan Selatan, Kongo, dan Kamerun.
Ibu kota Republik Afrika Tengah adalah Bangui. Sebelum merdeka pada tahun 1960 dari Perancis, negara ini bernama Ubanghi-Shari.
Perancis mendirikan Ubhangi-Shari sebagai koloninya pada tahun 1903.
Berikut ini sejarah kemerdekaan Republik Afrika Tengah dari Perancis.
Baca juga: Sejarah Negara Guinea di Afrika Barat
Sejak tahun 1700-an, Republik Afrika Tengah masuk dalam jaringan perdagangan sub-Sahara, yang mendorong persaingan ketat di antara penduduknya.
Penduduk lokal bersaing mendapatkan keuntungan dari perdagangan budak dan gading yang diedarkan melewati rute Atlantik, trans-Sahara, dan Samudra Hindia.
Bisnis perdagangan budak tidak hanya menciptakan ketegangan yang berkepanjangan antara kelompok etnis, tetapi juga mengurangi populasi di wilayah tersebut.
Invasi bangsa Eropa ke wilayah Afrika Tengah dimulai pada akhir abad ke-19.
Selama dua dekade terakhir abad ke-19, Belgia, Inggris, Jerman, dan Perancis, bersaing untuk menguasai kawasan Afrika bagian tengah.
Belgia, Jerman, dan Perancis sama-sama menginginkan wilayah yang kini menjadi Republik Afrika Tengah.
Persaingan tersebut dimenangkan oleh Perancis, yang koloninya meliputi Ubangi-Shari (kini Republik Afrika Tengah), Chad, Gabon, dan Kongo.
Pemerintah Perancis kemudian menyewakan tanah di koloninya kepada perusahaan-perusahaan swasta Eropa.
Sebagai penyewa tahunan, perusahaan-perusahaan itu bisa mengeksploitasi tanah sekaligus penduduk setempat.
Baca juga: Suku Maasai, Suku Penggembala di Afrika Timur
Laki-laki dan perempuan dipaksa untuk mengumpulkan getah karet, berburu gading dan kulit binatang, serta bekerja di perkebunan.
Para pekerja ini dieksploitasi terus menerus hingga tidak bisa menggarap ladangnya sendiri, sehingga terjadi kelaparan dan kekurangan pangan.