优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Salin Artikel

Perjalanan Kasus Siswa SD di Bekasi Meninggal Usai Di-"sliding" Teman dan Kaki Diamputasi

KOMPAS.com - Siswa SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat berinisial F (12) yang menjadi korban bullying oleh teman sekolahnya, meninggal dunia pada Kamis (7/12/2023).

Sebelum meninggal, F sebelumnya dirundung temannya dengan di-sliding yang membuat kakinya bengkak.

Setelah menjalani pemeriksaan dokter, korban diketahui didiagnosis kanker tulang, lalu diamputasi.

Kabar meninggalnya F dikonfirmasi oleh Mila Ayu Dewata selaku kuasa hukum korban.

Jenazah F disemayamkan di rumah duka di Jalan Taman III, Jatimulya, Tambun Selatan, Bekasi. Jenazah korban akan dimakamkan pada Jumat (8/12/2023).

"Betul (meninggal dunia), meninggal 7 Desember 2023 pukul 02.25 WIB," ujarnya dikutip dari 优游国际.com, Kamis.

Berikut perjalanan kasus F yang menjadi korban bullying hingga ia dinyatakan meninggal dunia usai kakinya diamputasi karena kanker tulang.

Di-sliding ketika jam istirahat di sekolah

Diana (40) selaku ibu F menceritakan awal mula buah hatinya menjadi korban perundungan yang membuat kakinya bengkak. 

Kejadian bermula saat F di-sliding oleh teman sekolahnya ketika jam istirahat pada Februari 2023.

Korban yang masih duduk di bangku kelas 6 SD terjatuh akibat aksi tak terpuji temannya tersebut.

Meski begitu, F justru diminta oleh teman-temannya untuk tidak menceritakan kejadian tersebut kepada orangtua atau pihak sekolah.

"Dia diajak keluar sekolah untuk jajan. Di perjalanan terjadilah aksi sliding oleh salah satu temannya," ujar Diana dikutip dari 优游国际.com, Selasa (31/10/2023).

"F mulai di-bully, maksudnya (perundungan verbal), 'Jangan nangis', 'enggak usah ngadu sama Mama', 'enggak usah ngadu sama guru," tambahnya.

F diolok-olok

Mirisnya lagi, saat korban yang di-sliding ketika jam istirahat tidak mendapat bantuan dari temannya setelah terjatuh.

Mereka justru mengolok-ngolok F ketika korban berada di dalam kelas. Teman F juga memperagakan ketika korban dalam kondisi jatuh.

"Nah, mereka lanjut jajan, F itu ngesot sendiri mencari es batu, karena tangannya sakit, merah. Dia enggak jadi jajan, balik ke kelas," jelas Diana.

Setelah itu, F mengeluhkan rasa sakit pada kakinya tiga hari setelah ia di-sliding oleh temannya.

Diana kemudian meminta buah hatinya untuk bercerita lalu ia mendapat kronologi yang terjadi di sekolah.

"Lukanya itu tidak ada, tapi kakinya kayak memar, saya desak F bicara akhirnya diceritakanlah kronologinya," ungkap Diana.


Kaki F di-rontgen

Setelah mendengar cerita dari F, Diana mengajak anaknya berobat ke klinik terdekat untuk mendapatkan pereda nyeri.

Namun, tidak ada perubahan yang dialami F sehingga korban di-rontgen dan dirujuk untuk menjalani MRI.

Diana mengatakan, F mengalami infeksi pada akhir Maret 2023 namun berbagai pengobatan yang dilakukan tidak membuahkan hasil.

Kondisi F terus memburuk hingga pada akhirnya F harus menghadapi kenyataan bahwa kakinya diamputasi pada Agustus 2023.

Diana menjelaskan, kaki F diamputasi setelah didiagnosis kanker tulang yang dipicu oleh benturan. F menjalani perawatan di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta.

"Iya (kata keterangan dokter) ada (pemicunya karena jatuh), pemicunya benturan," imbuhnya.

Dianggap bercanda

Pihak SDN Jatimulya 09 yang mengetahui kaki F diamputasi justru membantah adanya perundungan terhadap korban.

Wakil Kepala SDN Jatimulya 09 Sukaemah menilai, aksi sliding yang dialami oleh F merupakan candaan yang dilakukan antarsiswa dan tanpa disengaja.

Tak sampai di situ, Sukaemah juga menilai aksi sliding yang menimpa F merupakan hal biasa yang dilakukan siswa.

"Iya memang dalam peristiwa itu mereka jajan, bercanda, tanpa sengaja itu selengkatan kaki, jatuh," ujarnya dikutip dari 优游国际.com, Selasa (31/10/2023).

Lebih lanjut, Sukaemah menyampaikan bahwa pihaknya tidak menerima laporan usai F di-sliding.

"Enggak ada laporan bahwa ada penyelengkatan, enggak laporan apa-apa dari anak-anak, mereka masih masuk (sekolah)," tutur Sukaemah.

Naik ke tahap penyidikan

Setelah F menjadi korban bullying, Diana kemudian melaporkan peristiwa perundungan itu ke Polres Metro Bekasi pada 17 April 2023.

Enam bulan berlalu, kasus yang menimpa F kemudian naik dari tahap penyelidikan dan penyidikan.

"Untuk kasus tersebut saat ini kami sudah menaikan kasus dari penyelidikan ke penyidikan," ujar Kasi Humas Polres Metro Bekasi AKP Hotma Sitompul, dikutip dari 优游国际.com, Kamis (2/11/2023).

Polisi butuh waktu

Hotma menjelaskan, polisi membutuhkan waktu selama enam bulan untuk mengusut kasus bullying yang menimpa F. Namun, ia mengaku pihaknya tidak mengalami kendala.

Mengingat kasus perundungan di SDN Jatimulya 09 melibatkan anak di bawah umur, penyidik juga bergerak secara hati-hati.

"Setelah naik ke penyidikan tentunya akan ditentukan siapa tersangka dari perkara tersebut," jelas Hotma.

Terduga pelaku berstatus anak berhadapan dengan hukum

Polisi telah menetapkan satu anak berhadapan dengan hukum (ABH) terkait kasus perundungan yang menimpa F.

Mila menjelaskan bahwa pihaknya menunggu proses rekonstruksi setelah pelaku yang men-sliding kaki F berstatus ABH.

"Untuk kasusnya saat ini terkait laporan Fatir di Polrestro Bekasi itu alhamdulillah sudah naik statusnya jadi ABH, ABH-nya sudah ditetapkan," ujar Mila dikutip dari 优游国际.com, Kamis.

"ABH-nya sudah ditetapkan dan kami tinggal menunggu proses rekonstruksi. Saya minta Polres Metro Bekasi melibatkan pihak sekolah, harus turut ikut serta atas kejadian semua," jelasnya.

(Sumber: 优游国际.com/Firda Janati |Editor: Nursita Sari, Ihsanuddin, Firda Janati, Akhdi Martin Pratama).

/tren/read/2023/12/08/104500865/perjalanan-kasus-siswa-sd-di-bekasi-meninggal-usai-di-sliding-teman-dan

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke