优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Ahli Sayangkan Hasil Investigasi Banjir Rob Pantura yang Berbeda-beda

优游国际.com - 30/05/2022, 13:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pekan lalu, sejumlah daerah di pesisir pantai utara (pantura) terendam banjir rob, tepatnya pada Senin (23/5/2022).

Di Semarang, banjir rob yang menggenangi beberapa titik bahkan mencapai ketinggian dada orang dewasa.

Banjir rob cukup parah ini salah satunya dipicu oleh jebolnya tanggul penahan air laut di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteor Maritim Semarang menuturkan, penyebab banjir rob adalah fenomena perigee atau jarak terdekat Bumi dengan Bulan.

Berbeda dari BMKG, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut bahwa faktor astronomis bukanlah penyebab dominan terjadinya banjir rob di Pantura.

Bagi BRIN, penyebab banjir rob tersebut lebih karena adanya faktor gelombang laut (swell atau alun). Sebab, jarak Bulan dengan Bumi sudah mendekati jarak rata-rata.

Baca juga:

Menghambat upaya mitigasi

Menanggapi penyebab banjir rob tersebut, Kepala Lembaga Riset Kebencanaan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) Heri Andreas menyayangkan adanya perbedaan atau polemik itu.

Padahal, hasil investigasi faktor penyebab yang tepat bisa menjadi dasar pengurangan risiko suatu bencana melalui upaya mitigasi atau adaptasi.

"Jika hasilnya berbeda-beda, dimungkinkan upaya pengurangan risikonya menjadi salah kaprah," kata Heri kepada 优游国际.com, Senin (30/5/2022).

Ia mencontohkan, pembangunan tanggul di beberapa titik yang justru tak mampu membendung banjir rob ke darat, karena melimpasi tanggul atau jebol.

Menurutnya, hal itu dimungkinkan karena hasil investigasi yang kurang sempurna.

Baca juga:

Seorang karyawan berjalan menerobos banjir limpasan air laut ke daratan atau rob di kawasan industri Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Jumat (27/5/2022). Karyawan sejumlah pabrik setempat mulai membersihkan sisa-sisa banjir rob di dalam pabrik yang berangsur surut, meskipun air rob masih merendam sejumlah titik akses keluar - masuk kawasan industri pelabuhan dengan ketinggian bervariasi hingga sekitar 70 sentimeter.ANTARA FOTO/AJI STYAWAN Seorang karyawan berjalan menerobos banjir limpasan air laut ke daratan atau rob di kawasan industri Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Jumat (27/5/2022). Karyawan sejumlah pabrik setempat mulai membersihkan sisa-sisa banjir rob di dalam pabrik yang berangsur surut, meskipun air rob masih merendam sejumlah titik akses keluar - masuk kawasan industri pelabuhan dengan ketinggian bervariasi hingga sekitar 70 sentimeter.

Khusus untuk banjir rob di Pantura, ia menyebut upaya pengurangan risiko bencana belum ditunjang regulasi yang cukup, sehingga akan berdampak ke kelembagaan, program hingga anggaran.

"Bencana banjir rob belum secara tegas masuk ke dalam kategori bencana dalam Undang-Undang Kebencanaan," jelas dia.

"Hal ini menyulitkan pemerintah pusat hingga daerah dalam membuat program yang komprehensif termasuk menentukan leading sector-nya," sambungnya.

Kondisi tersebut justru akan menjadikan bencana hanya dilihat secara parsial dari sudut pandang yang berbeda-beda.

Halaman:


Terkini Lainnya

Gencatan Senjata India dan Pakistan, Ada Campur Tangan Presiden AS Donald Trump?

Gencatan Senjata India dan Pakistan, Ada Campur Tangan Presiden AS Donald Trump?

Tren
Arti dan Cara Jawab Ucapan Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta Saat Waisak

Arti dan Cara Jawab Ucapan Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta Saat Waisak

Tren
Tanda-tanda Penyumbatan Darah di Jantung yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tanda-tanda Penyumbatan Darah di Jantung yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tren
Mengenal Sejarah dan Perayaan Waisak di Indonesia

Mengenal Sejarah dan Perayaan Waisak di Indonesia

Tren
Gejala Awal Kanker Payudara Selain Benjolan, Berikut 7 Cirinya

Gejala Awal Kanker Payudara Selain Benjolan, Berikut 7 Cirinya

Tren
75 Ucapan Selamat Waisak 2025, Cocok untuk Teman, Keluarga, dan Rekan Kerja

75 Ucapan Selamat Waisak 2025, Cocok untuk Teman, Keluarga, dan Rekan Kerja

Tren
Tanda-tanda Kolesterol Tinggi di Pagi Hari yang Sering Disepelekan, Apa Saja?

Tanda-tanda Kolesterol Tinggi di Pagi Hari yang Sering Disepelekan, Apa Saja?

Tren
3 Ciri Urine yang Menandakan Adanya Kerusakan pada Ginjal

3 Ciri Urine yang Menandakan Adanya Kerusakan pada Ginjal

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang 11-12 Mei 2025

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang 11-12 Mei 2025

Tren
Robot AI 'Mengamuk' di China: Urgensi Standar Keamanan dan Regulasi

Robot AI "Mengamuk" di China: Urgensi Standar Keamanan dan Regulasi

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Pakistan Targetkan Penyimpanan Rudal dalam Serangan Balasan ke India

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Pakistan Targetkan Penyimpanan Rudal dalam Serangan Balasan ke India

Tren
Libur Panjang Waisak 2025, Ini 10 Tempat Wisata Bernuansa Buddha di Indonesia

Libur Panjang Waisak 2025, Ini 10 Tempat Wisata Bernuansa Buddha di Indonesia

Tren
Anak Bakar 13 Rumah karena Terinspirasi Game, Psikolog Beri 5 Saran Ini ke Para Orang Tua

Anak Bakar 13 Rumah karena Terinspirasi Game, Psikolog Beri 5 Saran Ini ke Para Orang Tua

Tren
Saat Bandung dan Bogor Tingkatkan Layanan Tes HIV, Sifilis, dan Hepatitis B untuk Ibu Hamil...

Saat Bandung dan Bogor Tingkatkan Layanan Tes HIV, Sifilis, dan Hepatitis B untuk Ibu Hamil...

Tren
Apakah Tidur di Lantai Bisa Kena Angin Duduk? Ini Jawaban Dokter

Apakah Tidur di Lantai Bisa Kena Angin Duduk? Ini Jawaban Dokter

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau