Tim Redaksi
KOMPAS.com - Terong merupakan salah satu sayuran yang digemari oleh sebagian orang Indonesia.
Sayuran tersebut dapat diolah menjadi berbagai hidangan, seperti tumis, balado, digoreng, atau dicampurkan dalam sambal.
Selain rasanya yang lezat, sayuran ini menawarkan banyak manfaat, termasuk mengurangi risiko penyakit jantung dan gula darah.
Terong juga bermanfaat untuk membantu program penurunan berat badan dan melawan kanker.
Meski demikian, ada beberapa kelompok orang yang sebaiknya tidak mengonsumsi sayuran ini secara berlebihan.
Baca juga: Potensi Manfaat Terong untuk Menurunkan Kolesterol Jahat
Dilansir dari Medical News Today, orang dengan kadar zat besi rendah tidak boleh mengonsumsi makanan yang mengandung nasunin dalam jumlah besar.
Pasalnya, nasunin dapat mengikat zat besi dan mengeluarkannya dari sel. Proses yang dikenal sebagai kelasi besi ini mungkin berguna bagi orang yang memiliki terlalu banyak zat besi dalam tubuhnya.
Namun, orang dengan kadar zat besi rendah sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang mengandung nasunin dalam jumlah besar.
Baca juga: Lebih Renyah dan Sedap, Ketahui 5 Efek Samping Terong Goreng
Dalam kasus yang jarang terjadi, satu atau beberapa senyawa dalam terong dapat memicu reaksi alergi.
Penyebab utamanya adalah protein transfer lipid di dalam tanaman. Gejala reaksi yang ditimbulkan berupa gatal-gatal, bengkak, dan kesulitan bernapas.
Orang yang mengalami gejala tersebut harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Sebab, kemungkinan mereka mengalami mengalami anafilaksis atau reaksi alergi yang mengancam jiwa.
Baca juga: Benarkah Terong Memicu Radang Sendi?
Terong adalah bagian dari nightshade yang mengandung alkaloid, termasuk solanin yang bisa menjadi racun.
Perlu diketahui, solanin berguna untuk melindungi terong saat tanaman ini masih tumbuh.