KOMPAS.com - Populer kanal Tren sepanjang Jumat (13/9/2024) hingga Sabtu (14/9/2024) pagi adalah prakiraan BMKG soal wilayah yang berpotensi hujan lebat sepanjang Jumat hingga Sabtu.
Selain itu, yang menjadi populer lainnya adalah soal ahli geologi yang menemukan air purba tertua di dunia.
Karena penasaran, ahli geologi tersebut mencicipi air tersebut. Lantas, bagaimana rasanya?
Berikut selengkapnya:
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan sejumlah wilayah yang berpotensi dilanda hujan lebat pada Jumat (12/9/2024) dan Sabtu (13/9/2024).
Potensi hujan lebat tersebut dipengaruhi oleh adanya gelombang Rossby Ekuatorial dan Kelvin di berbagai wilayah Indonesia.
Selain itu, dipengaruhi juga oleh sirkulasi siklonik di Samudra Pasifik timur laut Papua yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di laut Filipina dan Samudra Pasifik di sekitar sirkulasi.
Daerah konvergensi lainnya memanjang di Samudra Hindia barat Sumatera, Laut China Selatan, dan Papua Pegunungan.
Berikut daftar wilayahnya:
Wilayah Mana Saja yang Berpotensi Hujan Lebat pada 13-14 September 2024?
Profesor Barbara Sherwood Lollar, seorang ahli geologi sekaligus peneliti dari University of Toronto, Kanada, melakukan hal yang tidak terpikirkan orang lain, yaitu mencicipi air purba yang sudah berusia miliaran tahun.
Sherwood adalah satu dari beberapa ilmuwan yang menemukan air lebih dari 1,5 mil di bawah permukaan Bumi pada 2013.
Ilmuwan yakin, air tersebut telah terisolasi dan tidak tersentuh selama 1,5 miliar hingga 2,6 miliar tahun dan membuatnya menjadi air tertua di dunia yang diketahui manusia.
Lantas, bagaimana cita rasa air tersebut?
Pengakuan Ahli Geologi Saat Mencicip Air Purba Berusia 2,6 Miliar Tahun: Rasanya Mengerikan