优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Kutub Magnet Utara Bumi Berpindah, Apakah Sistem Navigasi Jadi Kurang Akurat?

优游国际.com - 18/11/2024, 17:30 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber , ,

KOMPAS.com - Kutub magnet utara bumi, yang menjadi dasar dari sistem navigasi global, ternyata tidak diam di tempat.

Bahkan, dalam beberapa dekade terakhir, pergerakannya semakin cepat menuju arah Siberia.

Baca juga: Mengapa Planet Bumi Mempunyai Kutub Magnet?

Fenomena ini telah menarik perhatian para ilmuwan di seluruh dunia dan menjadi bahan perbincangan di media sosial seperti yang diungkapkan oleh akun X @BrianRoemmele.

Pergerakan kutub magnet utara Bumi yang makin cepat juga menimbulkan pertanyaan apa yang sebenarnya terjadi serta apa dampaknya bagi kita?

Sejak awal kutub magnet utara tidak pernah diam

Dikutip dari National Geographic, Selasa (5/2/2019), sejak pertama kali ditemukan oleh James Clark Ross pada tahun 1831 di wilayah Kanada, kutub magnet utara terus bergerak.

Pada awal abad ke-20, kecepatannya hanya sekitar 15 kilometer per tahun.

Namun, data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan hingga mencapai kecepatan rata-rata 55 kilometer per tahun pada tahun 2000-an.

Pergerakan ini membawa kutub magnet utara Bumi melintasi Samudra Arktik menuju Siberia.

Berdasarkan laporan World Magnetic Model (WMM) Annual Report 2022, sejak 2020, kecepatan rata-rata kutub magnet utara Bumi mencapai 43 kilometer per tahun.

Baca juga:

Dikutip dari Newsweek, Kamis (23/3/2023), ahli Geofisika dari British Geological Survey (BGS), Ciaran Beggan memperkirakan kutub magnetik utara Bumi bisa mencapai pantai Siberia dalam waktu sekitar 30-40 tahun jika bergerak dengan kecepatan dan arah yang tetap konstan seperti saat ini.

Dampak pergerakan kutub magnet utara Bumi

Pergerakan kutub magnet utara Bumi ini berdampak pada sistem navigasi yang kita gunakan sehari-hari.

Seperti yang kita tahu, sistem navigasi di ponsel, kapal laut, hingga pesawat terbang bergantung pada model magnetik dunia (WMM) yang menggambarkan medan magnet bumi.

"Pergerakan ini menyebabkan perubahan kecil pada bentuk dan lokasi zona pemadaman WMM, yang menyebabkan akurasi kompas berkurang," tulis para peneliti dalam laporan State of The Geomagnetic Field tahun 2022.

Akurasi sistem navigasi yang berkurang ini mulai disadari oleh para peneliti pada awal tahun 2018.

Menurut laporan Nature tahun 2019, peneliti dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) dan BGS saat itu sedang melakukan pengecekan tahunan ketika mendapati model navigasi menemukan variasi dari medan magnet Bumi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Libur Panjang Waisak 2025, Ini 10 Tempat Wisata Bernuansa Buddha di Indonesia

Libur Panjang Waisak 2025, Ini 10 Tempat Wisata Bernuansa Buddha di Indonesia

Tren
Anak Bakar 13 Rumah karena Terinspirasi Game, Psikolog Beri 5 Saran Ini ke Para Orang Tua

Anak Bakar 13 Rumah karena Terinspirasi Game, Psikolog Beri 5 Saran Ini ke Para Orang Tua

Tren
Saat Bandung dan Bogor Tingkatkan Layanan Tes HIV, Sifilis, dan Hepatitis B untuk Ibu Hamil...

Saat Bandung dan Bogor Tingkatkan Layanan Tes HIV, Sifilis, dan Hepatitis B untuk Ibu Hamil...

Tren
Apakah Tidur di Lantai Bisa Kena Angin Duduk? Ini Jawaban Dokter

Apakah Tidur di Lantai Bisa Kena Angin Duduk? Ini Jawaban Dokter

Tren
India-Pakistan Sepakat Gencatan Senjata, Trump Klaim atas Mediasi AS

India-Pakistan Sepakat Gencatan Senjata, Trump Klaim atas Mediasi AS

Tren
Paus Leo XIV Ternyata Pernah Kunjungi Indonesia, Berikut Lokasi yang Dikunjungi

Paus Leo XIV Ternyata Pernah Kunjungi Indonesia, Berikut Lokasi yang Dikunjungi

Tren
Muncul Awan Klorin Beracun di Spanyol, 16.000 Warga Diminta Tetap di Rumah

Muncul Awan Klorin Beracun di Spanyol, 16.000 Warga Diminta Tetap di Rumah

Tren
Kenapa AS dan China Akhirnya Mau Berunding soal Tarif?

Kenapa AS dan China Akhirnya Mau Berunding soal Tarif?

Tren
Kisah Penerbangan Saudia 163: Saat Pintu Dibuka di Bandara, 301 Penumpang Ditemukan Sudah Tewas

Kisah Penerbangan Saudia 163: Saat Pintu Dibuka di Bandara, 301 Penumpang Ditemukan Sudah Tewas

Tren
Bagaimana Cara Arkeolog Tahu Jenis Kelamin dari Kerangka Manusia?

Bagaimana Cara Arkeolog Tahu Jenis Kelamin dari Kerangka Manusia?

Tren
Viral, Video Polisi Diduga Rebut Boks Berisi Rokok Ilegal, Ini Kata Bea Cukai dan Polrestabes Surabaya

Viral, Video Polisi Diduga Rebut Boks Berisi Rokok Ilegal, Ini Kata Bea Cukai dan Polrestabes Surabaya

Tren
Apakah Paus Leo XIV Tak Sejalan dengan Trump?

Apakah Paus Leo XIV Tak Sejalan dengan Trump?

Tren
5 Minuman yang Aman dan Baik Dikonsumsi Penderita Gagal Ginjal

5 Minuman yang Aman dan Baik Dikonsumsi Penderita Gagal Ginjal

Tren
Pakistan Gelar Rapat Komando Nuklir Setelah Serang India?

Pakistan Gelar Rapat Komando Nuklir Setelah Serang India?

Tren
Apakah Cuci Darah karena Gagal Ginjal Ditanggung BPJS Kesehatan? Ini Ketentuannya

Apakah Cuci Darah karena Gagal Ginjal Ditanggung BPJS Kesehatan? Ini Ketentuannya

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau