Sinaloa telah lama dikenal sebagai kawasan industri obat-obatan terlarang, dan merupakan tempat kelahiran banyak pengedar narkoba, termasuk Hector Luis Palma Salazar dan El Chapo.
Keduanya merupakan tokoh kuat di organisasi Guadalajara, yang kemudian menjadi pemimpin di kartel Sinaloa.
Kekuatan kartel tersebut tumbuh seiring dengan kejatuhan kartel Kolombia, yang salah satunya dipicu kematian gembong narkoba Pablo Escobar (1993).
Pada awal abad ke-21, kartel Sinaloa telah beroperasi di lebih dari 50 negara, dan sangat dominan di Amerika Serikat.
Menurut laporan saat itu, mereka bertanggung jawab atas sebagian besar obat-obatan terlarang, terutama mariyuana, kokain, heroin, dan metamfetamin.
Pada 2015, pejabat AS mengeklaim bahwa Sinaloa menguasai pasar obat-obatan di hampir setiap negara bagian.
Perkiraan pendapatan tahunannya berkisar antara 3 miliar dollar AS hingga 39 miliar dollar AS.
Pada 2014, El Chapo ditangkap di Mazatlan, Sinaloa. Namun, setahun kemudian ia kabur dari penjara melalui terowongan.
Pada 8 Januari 2016, pejabat Meksiko mengumumkan bahwa El Chapo telah ditangkap di Los Mochis, Sinaloa. Dia diekstradisi ke Amerika Serikat pada tahun berikutnya.
Pada 2019, ia dinyatakan bersalah atas berbagai dakwaan, termasuk penyelundupan narkoba.
Menurut laporan, Ismael El Mayo Zambada Garcia, salah satu anggota awal kartel Sinaloa, dan putra-putra El Chapo mengambil alih kendali organisasi tersebut.
Sejak saat itu, pihak berwenang mencatat bahwa Sinaloa, bersama dengan kartel lainnya, semakin terlibat dalam distribusi fentanyl, yang berkontribusi terhadap meningkatnya krisis opioid di Amerika Serikat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.