KOMPAS.com - Kuliner Indonesia banyak dipengaruhi oleh kuliner Tionghoa. Tentunya kamu sudah tidak asing dengan bakpao, siomay, soto, hingga kwetiau.
Nama-namanya memang terdengar khas China. Hal ini bukanlah suatu kebetulan.
Dosen Sejarah Universitas Padjadjaran sekaligus sejarawan kuliner Fadly Rahman mengatakan, kuliner Indonesia dari tak lepas dari pengaruh kuliner Tionghoa sejak berabad-abad lalu.
Ia mengungkapkan, dari kepingan arkeologi, sejarah, hingga buku-buku masak yang terbit sejak masa kolonial, bisa dilihat bahwa kuliner Tionghoa sudah ada di Nusantara sejak zaman dahulu.
Baca juga: Sejarah Wedang Ronde di Indonesia, Asimilasi Budaya Tionghoa dengan Nusantara
Bahkan dalam sebuah prasasti abad ke 10, kata tauhu atau tahu ditemukan dalam prasasti di Batupura, Jawa Timur.
“Artinya sudah sangat lama pengaruh kuliner Tionghoa dalam peninggalan tertulis di Jawa Kuno,” kata Fadly dalam Webinar “Menyingkap Isi Dapur Peranakan Tionghoa” pada Senin (21/12/2020).
Fadly mengungkapkan, kuliner Tionghoa biasanya menyesuaikan dan beradaptasi dengan kondisi kebudayaan, lingkungan, dan iklim Tionghoa menetap.
Dengan begitu, kuliner yang disebarkan ke daerah lain tidak benar-benar sama dengan yang ada di negara asalnya.
Baca juga: Sejarah Terasi, dari Tangan Sultan Cirebon hingga Laksamana Cheng Ho
Penyebaran kuliner Tionghoa di Indonesia paling banyak di daerah Jawa. Semakin mengarah ke Timur Indonesia, maka semakin kecil penyebarannya.
“Kita akan melihat populasi dari orang Tionghoa banyak sedikitnya terhadap kuliner indonesia.
"Semakin ke timur indonesia maka semakin sedikit pengaruhnya dibandingkan dengan di mana mereka memiliki populasi yang banyak,” tuturnya.
Baca juga: Asal-usul Nama Pempek, Makanan Asal Palembang yang Punya Nama Asli
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.