Hal tersebut dilaporkan oleh kantor berita negara Suriah SANA mengutip sumber militer.
Sumber itu mengatakan kepada SANA, sekitar pukul 02.00 waktu setempat Israel melakukan serangan rentetan rudal menargetkan Bandara Internasional Damaskus dan sekitarnya.
Serangan itu menyebabkan "kematian dua tentara ... membuat Bandara Internasional Damaskus tidak berfungsi," lanjutnya, dikutip dari kantor berita AFP.
"Pos-pos Hezbollah dan kelompok pro-Iran di dalam bandara dan sekitarnya, termasuk gudang senjata (dihantam serangan rudal)", kata kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, Rami Abdul Rahman, kepada AFP.
Sejak perang saudara pecah di Suriah pada 2011, Israel telah melakukan ratusan serangan udara terhadap negara tetangganya itu dengan menargetkan pasukan pemerintah, serta pasukan sekutu yang didukung Iran dan milisi Hezbollah dari Lebanon.
Israel jarang mengomentari laporan serangannya, tetapi berulang kali berkata bahwa tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya yaitu Iran mendapat pijakan di Suriah.
Kali terakhir Bandara Internasional Damaskus tidak berfungsi adalah pada Juni 2022, juga setelah serangan udara Israel.
Serangan udara pada Senin (2/1/2023) di Suriah terjadi setelah negara yang dilanda perang itu mengalami jumlah kematian tahunan terendah, sejak konflik dimulai lebih dari satu dekade lalu.
Setidaknya 3.825 orang tewas dalam perang Suriah pada 2022, menurut angka yang dikumpulkan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris – turun dari 3.882 pada tahun sebelumnya.
Di antara korban tewas pada 2022 adalah 1.627 warga sipil termasuk 321 anak-anak, menurut Observatorium yang bergantung pada jaringan luas sumber lapangan di Suriah.
Setelah bertahun-tahun pertempuran mematikan dan pemboman menyusul penindasan brutal protes anti-pemerintah tahun 2011, konflik banyak mereda dalam tiga tahun terakhir.
Namun, pertempuran sporadis kadang masih terjadi terutama di bagian timur Suriah.
/global/read/2023/01/02/131500170/serangan-rudal-israel-membuat-bandara-internasional-damaskus-di-suriah