Kedua musuh bebuyutan itu terlibat konflik selama puluhan tahun untuk memperebutkan Nagorno-Karabakh, wilayah pegunungan di Azerbaijan yang mayoritas dihuni etnis Armenia.
“Melalui mediasi komando kontingen penjaga perdamaian Rusia yang ditempatkan di Nagorno-Karabakh, kesepakatan dicapai mengenai penghentian pertempuran sepenuhnya mulai pukul 13.00 pada 20 September 2023,” kata kepresiden Nagorno-Karabakh, wilayah yang memisahkan diri, dikutip dari kantor berita AFP.
Disebutkan pula bahwa pasukan separatis setuju dibubarkan seluruhnya, dan menarik semua peralatan berat serta persenjataan militer dari Nagorno-Karabakh.
Pengumuman juga menyebutkan, seluruh angkatan bersenjata Armenia akan ditarik dari wilayah yang dikuasai pasukan penjaga perdamaian Rusia.
Pasukan Rusia dikerahkan ke Nagorno-Karabakh sebagai bagian gencatan senjata yang ditengahi langsung antara Armenia dan Azerbaijan pada 2020, mengakhiri pertempuran enam minggu.
Kepresidenan Nagorno-Karabakh lalu mengatakan, kelompok separatis sudah menerima proposal dari Baku untuk membahas integrasi wilayah yang disengketakan ke dalam Azerbaijan.
“Masalah-masalah yang diangkat oleh pihak Azerbaijan mengenai reintegrasi, menjamin hak-hak dan keamanan warga Armenia di Nagorno-Karabakh... akan dibahas pada pertemuan perwakilan penduduk lokal Armenia dan otoritas pusat Republik Azerbaijan,” bunyi pernyataan tersebut.
“Itu akan berlangsung di Kota Yevlakh pada 21 September,” imbuhnya.
/global/read/2023/09/20/171600470/separatis-nagorno-karabakh-dan-azerbaijan-umumkan-gencatan-senjata