TEHERAN, KOMPAS.com - Iran menyatakan, human error menjadi salah satu faktor insiden salah tembak pesawat Ukraina pada Januari lalu.
Dalam laporan yang dirilis Sabtu (11/7/2020), Organisasi Penerbangan Sipil Iran (CAOI) menyalahkan juga jeleknya komunikasi militer.
Pesawat dari maskapai Ukraine International Airlines (UIA) itu ditembak tak lama setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini, Teheran, pada 8 Januari 2020.
Baca juga:
Sebanyak 176 orang yang ada di pesawat Ukraina berjenis Boeing 737 itu tewas seketika ketika dua rudal dari sistem pertahanan udara menghantamnya.
Dilansir BBC Minggu (12/7/2020), awalnya Teheran menyangkal bertanggung jawab, hingga intelijen negara Barat memberi bukti sebaliknya.
Baru beberapa hari kemudian, Iran mengaku terjadi kesalahan, dengan Presiden Hassan Rouhani menyatakan insiden itu "kesalahan tak termaafkan".
Peristiwa itu terjadi setelah beberapa jam sebelumnya, rudal balistik Iran menghantam dua pangkalan AS di Ain al-Assad dan Erbil.
Serangan itu merupakan balasan setelah Washington membunuh jenderal top mereka, Qasem Soleimani yang juga komandan Pasukan Quds di Garda Revolusi Iran.
Baca juga:
Versi penuh laporan yang dipublikasikan oleh CAOI masih belum dirilis. Tetapi penggalan temuannya dirilis oleh media semi-resmi Fars.
Dalam penyelidikannya, CAOI menemukan bahwa sejatinya pesawat Ukraina International Airlines sudah terbang di koridor yang seharusnya.
Tetapi, sistem pertahanan udara nampaknya salah melakukan kalkulasi, sehingga menganggap pesawat Ukraina tersebut sebagai musuh.
Laporan itu menyatakan, petugas di bagian peluncuran misil tak bisa berkomunikasi dengan pusat komando, sehingga menembakkannya tanpa izin.
"Jika masing-masing (rudal) itu tidak salah melakukan perhitungan, tentunya pesawat tersebut tidak akan ditargetkan," jelas CAOI.
Baca juga:
Juni lalu, pemerintah setempat mengumumkan sebanyak enam orang ditangkap berkaitan dengan insiden salah tembak pada Januari.
Teheran dilaporkan berulangkali menunda penyerahan kotak hitam, yang memuat data penerbangan sekaligus percakapan terakhir pilot.
Berdasarkan laporan kantor berita IRNA, kotak hitam itu rencananya bakal diserahkan kepada Perancis untuk dilakukan pemeriksaan pada 20 Juli.
Terdapat spekulasi mengapa Iran tidak membersihkan kawasan udara selama melancarkan serangan balasan atas kematian Jenderal Soleimani.
Dalam rekaman yang diperoleh media Kanada CBC, kawasan udara dibiarkan terbuka agar tidak ada yang curiga ketika pangkalan AS diserang.
Rekaman itu diduga terjadi antara keluarga salah satu korban dengan Hassan Rezaeifar, pejabat yang memimpin jalannya investigasi.
Sebagai hasilnya, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Mohsen Baharvand, memberikan sanggahan, di mana rekaman tersebut tak bisa dijadikan bukti.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.