Setelah Lenin meninggal pada 1924, Stalin akhirnya mengalahkan para pesaingnya dan memenangkan perebutan kekuasaan untuk menguasai Partai Komunis.
Pada akhir 1920-an, dia menjadi diktator Uni Soviet.
Stalin meluncurkan serangkaian rencana lima tahunan. Rencana ini bertujuan mengubah Uni Soviet dari masyarakat petani menjadi negara adidaya industri.
Rencana pengembangannya berpusat pada kendali pemerintah atas ekonomi, dan termasuk kolektivisasi paksa pertanian Soviet. Sejak itu pemerintah mengambil kendali atas pertanian.
Jutaan petani yang menolak untuk bekerja sama dengan pemerintahan Stalin, ditembak atau diasingkan sebagai hukuman. Bukan main.
Baca juga: Baru Dibuka Sehari, Toko Shawarma dengan Nama Stalin Langsung Ditutup
Stalin memerintah dengan teror dan totaliter. Dia tidak segan-segan melenyapkan siapa pun yang mungkin menentangnya.
Dia juga memperluas kekuasaan polisi rahasia, mendorong warga untuk memata-matai satu sama lain. Akibatnya, jutaan orang terbunuh atau dikirim ke kamp kerja paksa Gulag.
Selama paruh kedua 1930-an, Stalin melembagakan “Pembersihan Besar-besaran" untuk menyingkirkan Partai Komunis, militer, dan bagian lain masyarakat Soviet yang dianggap sebagai ancaman.
Baca juga: Covid-19, Inggris Siapkan Skenario Stalin jika PM Boris Johnson Meninggal
Selain itu, Stalin membentuk “sistem kepercayaan” yang berpusat pada dirinya di Uni Soviet.
Kota-kota diubah menggunakan namanya untuk menghormatinya.
Hingga saat ini, image Stalin baik dan buruk di waktu bersamaan. Diktator revolusioner, yang entah sempat membuat Soviet semakin maju, atau malah goncang tak karuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.