MOSKWA, KOMPAS.com - Saat perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-486, dunia digemparkan dengan kabar grup Wagner membelot dari Rusia.
Mereka berbalik arah menyerang pasukan Rusia, bukan lagi pasukan Ukraina.
Seperti diketahui, grup Wagner adalah tentara bayaran swasta yang selama ini berperang bersama tentara reguler Rusia di Ukraina.
Baca juga: Di Tengah Pemberontakan Wagner, Latvia dan Estonia Waspadai Kedatangan Warga Rusia
Kini, pasukan Wagner bahkan dilaporkan telah melintasi perbatasan dari Ukraina ke Rusia, memasuki Kota Rostov-on-Don.
Mereka memiliki tujuan menuju ke ibu kota Moskwa dengan perintah menggulingkan para pemimpin militer Rusia.
Ketegangan antara Grup Wagner dan Militer Rusia sebenarnya telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Mereka berselisih tentang cara perang di Ukraina dilangsungkan.
Bos Wagner Yevgeny Prigozhin telah beberapa kali secara blak-blakan mengkritik para pemimpin militer Rusia.
Nah, yang terbaru, pada Jumat (23/6/2023), pemimpin tentara bayaran berusia 62 tahun itu menuduh militer Rusia melancarkan serangan rudal mematikan terhadap pasukannya dan bersumpah akan menghukum mereka.
Baca juga: Berbalik Arah, Grup Wagner Serang Pasukan Rusia
Dia tidak memberikan bukti atas tuduhannya itu.
Pihak berwenang Rusia sendiri telah membantah terjadinya serangan tersebut dan menuntut Prigozhin menghentikan "tindakan ilegalnya".
"Mereka yang membunuh pemuda kami, dan puluhan ribu nyawa tentara Rusia (dalam perang di Ukraina) akan dihukum," kata Prigozhin dalam pesan audio yang diunggah ke platform media sosial Telegram.
Dia menekankan bahwa dirinya dan pasukan Wagner akan menghancurkan siapa saja yang menghalangi jalan mereka.
"Saya meminta Anda untuk tidak melawan. Siapa pun yang melakukannya akan dianggap sebagai ancaman dan dihancurkan. Itu berlaku untuk setiap pos pemeriksaan dan pesawat dalam perjalanan kami. Kekuasaan kepresidenan, pemerintah, polisi, dan penjaga Rusia akan bekerja seperti biasa," jelas Prigozhin, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Dia mengatakan, tindakannya bukan merupakan kudeta militer.