优游国际

Baca berita tanpa iklan.
A Kurniawan Ulung
Dosen

Dosen program studi Hubungan Internasional di Universitas Satya Negara Indonesia

Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

优游国际.com - 31/05/2024, 16:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di
Editor

INDONESIA memiliki pengalaman panjang dalam mengimplementasikan diplomasi preventif untuk menurunkan ketegangan dan mencegah eskalasi konflik di Laut China Selatan.

Oleh karena itu, Indonesia saat ini perlu menghidupkan kembali diplomasi preventifnya dengan mengandalkan pengalaman tersebut.

Diplomasi preventif Indonesia sangat diperlukan untuk menurunkan ketegangan antara negara-negara yang bersengketa di Laut China Selatan.

Hingga saat ini China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan masih terlibat dalam sengketa teritorial di Laut China Selatan.

Isu ini tidak hanya mengganggu hubungan bilateral antara negara-negara yang bersengketa, tetapi juga menyebabkan instabilitas keamanan di kawasan.

Pada Maret 2024, misalnya, China dan Filipina kembali bersitegang akibat blokade yang dilakukan oleh kapal patroli penjaga pantai China terhadap kapal pengangkut logistik Filipina.

Pada saat itu, kapal China memblokade dan kemudian menembakkan meriam air ke kapal Filipina karena kapal Filipina ini telah memasuki Ren’ai Jiao di Laut China Selatan.

Menurut klaim pemerintah China, Ren’ai Jiao adalah bagian dari wilayah teritorialnya. Oleh karena itu, China menilai masuknya kapal pengangkut logistik Filipina ke Ren’ai Jiao sebagai pelanggaran atas kedaulatan China.

Pemerintah Filipina mengecam klaim sepihak China tersebut. Bagi Filipina, blokade kapal China terhadap kapal Filipina tidak hanya ilegal, tetapi juga tidak bertanggungjawab.

Filipina juga mengklaim bahwa China telah melanggar kedaulatan Filipina dengan memblokade dan mengusir kapal logistik Filipina dari Ren’ai Jiao.

Filipina dan China telah berkali-kali bersitegang akibat sengketa di Laut China Selatan. Pada Oktober 2023, kapal penjaga pantai China bertabrakan dengan kapal penjaga pantai Filipina di Beting Ayungin atau Karang Second Thomas di Laut China Selatan.

Menurut klaim pemerintah China, tabrakan tersebut terjadi ketika kapalnya berupaya menghalangi kapal Filipina yang sedang mengirim pasokan logistik ke kapal Filipina di daerah sengketa. China mengklaim bahwa kapalnya bertindak sesuai dengan “hukum”.

Bagi China, hukum yang berlaku di Laut China Selatan adalah hukum yang berdasarkan “sembilan garis putus-putus” (Nine Dash Line).

“Sembilan garis putus-putus” adalah batas imajiner di Laut China Selatan yang pemerintah China gunakan untuk mengklaim wilayah kedaulatan mereka.

Berdasarkan batas imajiner ini, pemerintah China mengklaim bahwa warga negara mereka berhak beraktivitas di Laut China Selatan, termasuk mencari ikan.

China mengklaim Laut China Selatan sebagai bagian dari wilayah teritorialnya karena sembilan garis putus-putus itu telah ada di petanya sejak 1947.

Berdasarkan garis-garis putus tersebut, China mengklaim sebagai pemilik atas beberapa pulau di Laut China Selatan yang sebelumnya dikuasai Jepang pada Perang Dunia Kedua.

Karena itu, China mengklaim memiliki “hak historis” atas wilayah teritorial di Laut China Selatan.

“Hak historis” tersebut tidak diakui oleh negara-negara yang bersengketa dengan China. Bagi mereka, sembilan garis putus-putus tersebut tidak berlaku karena tidak diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan tidak tertulis di dalam UNCLOS, Konvensi PBB tentang Hukum Laut.

Klaim sembilan garis putus-putus tersebut bahkan telah ditolak oleh Mahkamah Internasional pada 2016. Namun, penolakan tersebut diabaikan oleh China.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kerja 20 Jam per Hari, Pegawai Bank Sakit Gagal Pankreas lalu Dipecat

Kerja 20 Jam per Hari, Pegawai Bank Sakit Gagal Pankreas lalu Dipecat

Global
Robert Prevost Ungkap Alasan Pilih Nama Paus Leo XIV

Robert Prevost Ungkap Alasan Pilih Nama Paus Leo XIV

Global
India-Pakistan Mengaku Gencatan Senjata Sendiri, AS Klaim Ikut Andil

India-Pakistan Mengaku Gencatan Senjata Sendiri, AS Klaim Ikut Andil

Global
India-Pakistan Sepakat Gencatan Senjata Usai 3 Hari Perang

India-Pakistan Sepakat Gencatan Senjata Usai 3 Hari Perang

Global

Internasional

Internasional
Pakistan Balas Gempur India dengan 400 Drone, Perang Makin Sengit

Pakistan Balas Gempur India dengan 400 Drone, Perang Makin Sengit

Global

Internasional

Internasional

Internasional
Rumah Masa Kecil Paus Leo XIV di Chicago Mendadak Jadi Rebutan

Rumah Masa Kecil Paus Leo XIV di Chicago Mendadak Jadi Rebutan

Global
Paus Leo XIV Akan Terima Cincin Nelayan dalam Misa Pelantikannya

Paus Leo XIV Akan Terima Cincin Nelayan dalam Misa Pelantikannya

Global
Gencatan Senjata Batal, Rusia-Ukraina Saling Tuduh Langgar Kesepakatan

Gencatan Senjata Batal, Rusia-Ukraina Saling Tuduh Langgar Kesepakatan

Global
Sama-sama dari AS, Bagaimana Relasi Paus Leo XIV-Trump Nanti?

Sama-sama dari AS, Bagaimana Relasi Paus Leo XIV-Trump Nanti?

Global
Kakak Paus Leo XIV Ungkap Masa Kecil Adiknya Gemar Tirukan Pastor: Kau Akan Jadi Paus

Kakak Paus Leo XIV Ungkap Masa Kecil Adiknya Gemar Tirukan Pastor: Kau Akan Jadi Paus

Global
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau