BEIJING, KOMPAS.com - China telah mengeksekusi empat warga negara Kanada atas tuduhan terkait perdagangan narkoba.
Tindakan ini mendapat kecaman keras dari Ottawa, yang semakin semakin memperburuk ketegangan diplomatik antara kedua negara.
Meski demikian, China tetap pada pendiriannya bahwa hukuman mati ini merupakan bagian dari upaya mereka memberantas kejahatan narkotika.
Baca juga: Marco Ebben, Gembong Narkoba Paling Dicari Eropa, Tewas di Meksiko
"China adalah negara yang berlandaskan hukum dan menangani kasus ini secara adil," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning.
Menurut Mao, Negeri Tirai Bambu memperlakukan terdakwa dari berbagai negara tanpa diskriminasi dan memastikan hak-hak konsuler mereka terpenuhi sesuai hukum yang berlaku.
Kementerian Luar Negeri China juga mengirimkan pernyataan ke media Kanada Globe and Mail, menegaskan bahwa perdagangan narkoba adalah kejahatan serius yang diakui di seluruh dunia sebagai ancaman bagi masyarakat.
"Negara ini akan terus memberlakukan hukuman berat terhadap kejahatan narkotika dan mempertahankan sikap 'nol toleransi' terhadap masalah ini," ujar pernyataan tersebut.
Merespons hal tersebut, Menteri Luar Negeri Kanada, Mélanie Joly, mengutuk sikap China.
"Ada empat warga Kanada yang telah dieksekusi, dan kami sangat mengutuk apa yang terjadi," kata Joly dalam konferensi pers di Ottawa.
Joly menambahkan bahwa ia secara pribadi telah meminta keringanan hukuman kepada pihak berwenang China, tetapi permintaan tersebut tidak dikabulkan.
Pemerintah Kanada turut menegaskan, mereka menentang hukuman mati dalam segala situasi, di mana pun di dunia.
Sementara itu, Charlotte MacLeod, juru bicara Global Affairs Kanada, mengatakan bahwa pihaknya tengah memberikan bantuan konsuler kepada keluarga korban dan meminta media untuk menghormati privasi mereka.
Eksekusi ini menambah daftar panjang perselisihan antara kedua negara. Hubungan China-Kanada telah memburuk sejak 2018, ketika Kanada menangkap eksekutif Huawei, Meng Wanzhou, atas permintaan Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Uni Eropa: Rusia dan China Ganggu Demokrasi Barat lewat Serangan Digital
Sebagai balasan, China menahan dua warga Kanada, Michael Kovrig dan Michael Spavor, dengan tuduhan spionase.
Dua warga Kanada tersebut akhirnya dibebaskan pada 2021 setelah Meng mencapai kesepakatan dengan AS.