JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Kelautan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Juli yang tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas dampak negatif aktivitas manusia terhadap lautan.
Melansir laman Instagram Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) @kemenpupr, Minggu (2/7/2023), diperkirakan sekitar 60 persen-90 persen dari sampah laut berasal dari sampah plastik.
Maka dari itu, sebagai bentuk upaya penanggulangan sampah plastik di darat maupun laut, Kementerian PUPR menghadirkan inovasi aspal plastik.
Teknologi aspal plastik merupakan campuran beraspal yang mengandung plastik (cacahan kantong plastik/LDPE).
Sehingga, dihasilkan campuran beraspal yang memiliki sifat tahan terhadap deformasi dan lebih baik dalam ketahanan lelah (fatique).
Baca juga: Ini yang Dilakukan Pemerintah untuk Kurangi Sampah Plastik
Sampah plastik dibersihkan dari kotoran dan minyak dengan cara dicuci, lalu dikeringkan.
Setelahnya, sampah-sampah tersebut dihancurkan dengan mesin pencacah hingga menjadi bubur plastik.
Karungan-karungan bubur plastik ini kemudian dibawa ke unit produksi campuran beraspal untuk diolah menjadi aspal.
Diketahui, campuran aspal menggunakan limbah plastik ini sudah diterapkan sejak tahun 2018.
Adapun beberapa jalan yang menggunakan hasil dari aspal sampah plastik sebagai berikut:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.