JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah subsidi berlokasi jauh dari pusat kota. Hal ini menyebabkan masyarakat yang bekerja di pusat kota harus menempuh perjalanan pulang ke rumah dalam waktu yang terbilang tidak sebentar.
Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Bambang Ekajaya mengatakan, untuk meramaikan rumah subsidi dibutuhkan transportasi umum yang memadai.
"Untuk itu perlu dukungan dari pemerintah untuk melengkapi kawasan rumah subsidi dengan akses transportasi yang memadai baik KRL ataupun terminal bus," ujar Bambang kepada 优游国际.com, dikutip Selasa (25/6/2024).
Salah satu contoh lokasi favorit para pencari rumah subsidi di sekitar Jakarta adalah Kabupaten Bogor yang telah terkoneksi dengan KRL.
KRL yang menjadi tulang punggung transportasi bagi masyarakat komuter Jakarta menawarkan keterjangkauan dari sisi harga tiket hingga ketepatan waktu tempuh.
"Untuk rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) salah satu faktor utama adalah sarana transportasi. Daerah Citayam (sebagai contoh) punya Stasiun Citayam yang bisa melayani kebutuhan tersebut," tutur Bambang.
Baca juga: Rumah Subisidi Jokowi di Cikarang Boleh Sepi, di Citayam Justru Ramai Penghuni
Di sisi lain, Bambang mengibaratkan lokasi rumah subsidi yang jauh dari pusat kota seperti kembali ke hukum pasar.
"Dengan harga dibatasi dan spesifikasi diatur, otomatis untuk bisa menjaga harga rumah subsidi sesuai batasan harga maksimal dari pemerintah, maka rumah subsidi hanya bisa di bangun di area-area remote yang jauh dari kota," tuntas Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.