优游国际

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika sudah menonton film "Home Sweet Loan", Anda mungkin tak asing dengan adegan Kaluna melakukan survei rumah yang ingin dibeli.

Ketika tahu rumah tersebut terletak di samping kuburan, Kaluna langsung mencoret dari daftar yang ingin dibelinya.

Ternyata, fenomena rumah di samping kuburan tidak diminati masyarakat. Hal yang sama juga berlaku pada rumah bekas pembunuhan.

Lantas, mengapa demikian?

Founder dan CEO Pinhome Dayu Dara Permata mengungkapkan, fenomena ini tidak hanya spesifik terjadi di Indonesia, namun juga di negara maju.

"Rumah yang dekat dengan fasum (fasilitas umum) seperti pemakaman atau bekas suatu tragedi itu sulit sekali dijual. Alasannya, ada dua hal," ungkap Dayu dalam media talk di Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Dua hal tersebut berupa indikator ketidakamanan maupun ketidaknyamanan.

"Ya, kalau misalkan di rumah tersebut pernah terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, ini kan indikator wah, kok bisa terjadi seperti itu? Apakah keamanannya buruk? Apakah lingkungannya buruk? Atau, ada sesatu tentang struktur rumahnya?" kata Dayu.

Baca juga: Kenapa Kaluna di Film Home Sweet Loan Ogah Beli Rumah Dekat Kuburan?

Dari hal tersebut, seseorang yang ingin membeli rumah tentu akan memiliki ketakutan berlebih.

Bicara soal rumah dekat pemakaman, juga ada kekhawatiran soal kualitas air.

Meskipun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sudah cukup ekspansif di semua wilayah, tetapi orang Indonesia tidak akan nyaman apabila belum punya sumur sendiri.

Menurut Dayu, ketakutan tersebut muncul ketika sumurnya dangkal atau dekat pemakaman. Lantas, mereka mempertanyakan kualitas dari air tersebut.

Sebab, air dipakai tidak hanya untuk mandi, melainkan juga beribadah.

Selain ketidakamanan maupun ketidaknyamanan nantinya saat menghuni, rumah bekas pembunuhan maupun dekat kuburan tidak diminati karena akan mengalami tantangan yang sama saat akan menjualnya.

"Ini orang jual dua tahun enggak laku-laku, kalo saya beli, saya (nanti) mau jual bagaimana?" lanjut Dara.

Untuk itu, orang tersebut takut kalau properti mereka tidak likuid atau tidak bisa dijual saat mereka butuh pendanaan.