Tim Redaksi
KOMPAS.com - Gempa swarm adalah fenomena alam biasa menurut kalangan ahli gempa bumi. Gempa bumi ini tercatat pernah melanda beberapa wilayah, salah satunya di Halmahera Barat.
Gempa swarm merupakan sebutan untuk rentetan aktivitas gempa dalam jumlah banyak dengan magnitudo yang relatif kecil dan bergerombol membentuk klaster dalam ruang dan waktu, tanpa ada gempa utama yang paling menonjol dengan magnitudo paling besar.
Kepala Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, sejauh ini tidak ada bahaya yang serius dari gempa swarm yang pernah terjadi.
"Dari berbagai kasus (gempa swarm), jarang yang membahayakan hanya membuat resah masyarakat," kata Daryono kepada 优游国际.com, Kamis (22/7/2021).
Dampak gempa swarm memang meresahkan karena rentetannya yang berlangsung lama, sementara masyarakat awam belum mengenalinya.
Baca juga: Mengenal Gempa Swarm yang Guncang Mamasa hingga 46 Kali Pagi Ini
Aktivitas gempa swarm tidak akan diikuti oleh gempa bumi dengan kekuatan besar, sehingga tidak akan memicu terjadinya tsunami di suatu wilayah.
Akan tetapi, masyarakat di area rawan terjadi gempa swarm harus memerhatikan kondisi bangunan rumah yang ditinggali.
Sebab, rentetan gempa swarm tersebut meski terjadi dalam kekuatan kecil, tetapi terjadi berulang-ulang kali, sehingga sangat mungkin bisa menyebabkan bangunan retak atau rusaknya struktur bangunan yang tidak kuat.
"Karena swarm sering terjadi maka bangunan rumah di zona swarm sebaiknya memiliki konstruksi yang kuat. Guncangan yang berulang ulang tentu dapat melemahkan struktur bangunan," jelasnya.
Berikut beberapa wilayah di Indonesia yang pernah diguncang gempa swarm:
Baca juga: 5 Fakta Gempa Mamasa, Disebut Gempa Swarm dan Sudah 46 Kali Susulan