KOMPAS.com - Tsar bomba, yang juga dikenal dengan nama RDS-220, adalah bom termonuklir milik Soviet yang diledakkan pada uji coba di Pulau Novaya Zemlya, Samudra Arktik, pada 30 Oktober 196 silam.
Tsar bomba yang dalam bahasa Rusia berarti "raja bom" ini merupakan senjata nuklir terbesar yang pernah diluncurkan dan menghasilkan ledakan buatan manusia paling kuat yang pernah tercatat.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, tsar bomba dibuat pada tahun 1961 oleh sekelompok fisikawan Soviet, salah satunya Andrei Sakharov.
Di masa itu, Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat (AS) semakin tegang.
Dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan Soviet, bom tiga tahap itu memiliki kekuatan yang tak tertandingi.
Baca juga: Dini Hari Tadi Tumbukan Asteroid 2022 EB5 dengan Bumi, Kekuatannya Sepersepuluh Bom Nuklir Nagasaki
Tsar bomba memiliki kapasitas 100 megaton, namun dampak yang dihasilkan dari ledakan semacam itu dianggap terlalu berbahaya untuk situasi pengujian.
Alhasil, senjata tersebut dimodifikasi untuk menghasilkan 50 megaton, yang diperkirakan memiliki sekitar 3.800 kali kekuatan bom nuklir AS yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, saat Perang Dunia II.
Selain itu, proses fusi perangkat Soviet telah diubah yang secara dramatis mengurangi dampaknya.
Tsar bomba memiliki berat 27 ton, dengan panjang sekitar 8 meter, dan diameter sekitar 2 meter.
Sebuah pesawat pengebom Tu-95V dimodifikasi untuk membawa tsar bomba.
Baca juga: Apa yang Akan Terjadi jika Bom Nuklir Diledakkan? Ini Penjelasannya
Pengebom tersebut dilengkapi dengan parasut khusus yang akan memperlambat jatuhnya, memungkinkan pesawat untuk terbang dengan jarak yang aman dari ledakan.
Pesawat yang dipiloti Andrey Durnovtsev itu lepas landas dari Semenanjung Kola pada 30 Oktober 1961.
Pesawat tersebut bergabung dengan pesawat pengamat. Sekitar pukul 11:32 waktu Moskow, tsar bomba dijatuhkan di atas lokasi uji coba, yakni Teluk Mityushikha di pulau tak berpenghuni, Novaya Zemlya.
Tsar bomba kemudian meledak sekitar 4 km di atas tanah, menghasilkan awan jamur setinggi lebih dari 60 km, dan kilatan ledakan terlihat sekitar 1.000 km jauhnya.
Kerusakan yang dihasilkan sangatlah besar. Severny, sebuah desa tak berpenghuni yang berjarak 55 km dari ground zero, rata dengan tanah dan bangunan di area lebih dari 160 km dilaporkan rusak.
Baca juga: Diinvasi Pasukan Rusia, Apa Dampak yang Ditimbulkan dari Radiasi Nuklir Chernobyl?