KOMPAS.com - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, menyatakan prihatin terhadap kondisi kegiatan Citayam Fashion Week (CFW) di area Dukuh Atas yang ramai dipenuhi oleh perokok anak.
Tulus bercerita bahwa dia sendiri juga telah mencoba menelusuri jalanan di area Citayam Fashion Week tersebut, dan sempat berbincang-bincang dengan beberapa anak-anak remaja yang asyik merokok di sana.
Serupa dengan temuan 优游国际.com saat di CFW pada minggu lalu, anak-anak itu juga bercerita kepada Tulus bahwa mereka memang sudah merokok sejak lama.
Mereka telah terbiasa menghisap rokok konvensional dan rokok elektrik vape, meskipun ada kecenderungan lebih suka terhadap rokok elektrik.
“Ketika saya tanya, mereka lebih suka rokok elektrik, vape, karena mudah di bawa kemana-mana,” kata Tulus.
Baca juga: Pengakuan Anak di Citayam Fashion Week, Sudah Merokok sejak 11 Tahun
“Mereka juga menganggap bahwa vape itu tidak berbahaya seperti rokok konvensional, atau rokok kretek itu (dianggap) lebih bahaya,” tambahnya.
Rokok elektrik juga lebih disukai karena kemasannya yang menarik dan rasanya yang variatif.
Padahal, para ahli telah mengingatkan bahwa baik rokok konvensional atau kretek maupun rokok elektrik atau vape sama-sama berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Maraknya perokok anak di CFW merupakan refleksi prevalensi perokok anak di tanah air.
Berdasarkan data Susenas KOR Badan Pusat Statistik, presentase merokok pada penduduk usia di bawah 18 tahun di Indonesia tidak menurun dengan signifikan dalam 3 tahun belakang.
Susenas BPS telah mengelompokkan presentase atau prevalensi perokok remaja ini berdasakan 3 kelompok usia, yakni 10-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun.
Pada kelompok usia 10-12 tahun, ada sekitar 0,08 persen anak yang merokok pada 2019, sekitar 0,13 persen pada 2020 dan sekitar 0,07 persen pada 2021.
Sementara itu untuk anak usia 13-15 tahun, ada sekitar 1,69 anak yang merokok pada 2019, sekitar 1,64 pada 2020 dan sekitar 1,44 pada 2021.
Lalu, untuk anak usia 16-18 tahun, sekitar 10,21 persen yang merokok pada 2019, sekitar 10,07 persen pada 2020, dan sekitar 9,59 persen pada 2021.
Baca juga: Pendaftaran HAKI Citayam Fashion Week, Pakar BRIN: Komodifikasi Ruang Publik
Diluar dari data yang ada, Tulus yakin bahwa sampai saat ini sebenarnya prevalensi anak-anak yang merokok masih terus meningkat, meskipun mereka beralih dari rokok konvensional ke rokok elektrik atau vape.