优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Suka Minum Kopi, Kenali Metabolisme Kafein Anda?

优游国际.com - 07/05/2024, 20:00 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber ,

KOMPAS.com - Beberapa orang mengonsumsi kopi untuk memulai hari. Alasannya, agar merasa lebih bertenaga dan menghilangkan kantuk. 

Namun, beberapa orang tidak dapat langsung merasakan perbedaannya. Terkadang efek kafein mulai dirasakan saat hari menjelang sore atau bahkan malam. Mengapa demikian?

Baca juga: Cara Membuat Kopi yang Lebih Enak Menurut Sains

Kecepatan metabolisme kafein

Sangat wajar bagi beberapa orang merasakan efek kafein secara langsung dan sebagian yang lain belakangan. Hal ini disebabkan oleh kecepatan metabolisme kafein yang berbeda-beda pada setiap orang.

Kafein adalah stimulan sistem saraf pusat (SSP) yang bekerja dengan memblokir reseptor otak yang menerima neurotransmiter, atau alarm lelah tubuh.

Ketika reseptor ini diblokir, neurotransmiter yang memicu rasa lelah tidak dapat membuat seseorang mengantuk dan memberikan efek terjaga, menurut Newsweek.

Oleh karena itu, orang dengan metabolisme kafein lebih cepat akan merasa lelah di penghujung hari karena efek kafein telah hilang.

Sementara orang yang memproses kafein lebih lambat masih akan memiliki beberapa reseptor adenosin yang terisi dan tidak mudah merasa lelah di malam hari, sehingga berdampak pada kualitas tidur, dikutip dari laman Medical News Today.

Selain itu, orang dengan metabolisme kafein yang lambat mungkin akan lebih sensitif terhadap efeknya. Seperti menyebabkan kegelisahan, kecemasan, insomnia, atau sakit kepala jika mengonsumsi terlalu banyak kafein.

Orang dengan metabolisme kafein yang cepat mungkin tidak terlalu merasakan efek samping tersebut.

Baca juga: Apakah Kafein dalam Matcha Lebih Tinggi Dibandingkan Kopi?

Penyebab cepat-lambat metabolisme kafein

"Respons seseorang terhadap kafein berbeda-beda. Ada yang bersifat bawaan (ditentukan oleh susunan genetik), dan ada pula yang mungkin terkait dengan gaya hidup (ditentukan oleh cara mengonsumsi kafein)," kata Glen Davison, seorang profesor ilmu olahraga dan olahraga di Universitas Kent di Inggris.

Dua gen yang diperkirakan memiliki dampak terbesar adalah CYP1A2 dan ADORA2A. Metabolisme kafein terutama ditentukan oleh enzim sitokrom P-450 1A2 (CYP1A2). 

Metabolisme kafein yang cepat memiliki genotipe CYP1A2 AA dan orang dengan metabolisme kafein lambat memiliki genotipe AC atau CC. Pemetabolisme kafein yang "lambat" membersihkan kafein dari sistem mereka sekitar empat kali lebih lama.

Hal ini akan mempengaruhi berapa lama efek kafein dapat bertahan, dikutip dari Newsweek.

Orang yang terbiasa minum kafein mungkin juga tidak merasakan efek kafein yang sama seperti orang yang jarang mengonsumsinya. Hal ini disebabkan oleh adaptasi tubuh, toleransi kafein.

Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan zat yang sering dikonsumsi, termasuk kafein. Saat Anda secara konsisten mengonsumsi kafein, tubuh Anda akan meningkatkan produksi reseptor adenosin.

Semakin banyak reseptor adenosin yang dimiliki tubuh Anda, semakin banyak kafein yang dibutuhkan untuk mencapai efek yang sama.

Baca juga: 5 Manfaat Kopi Hitam untuk Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau