KOMPAS.com - Sebuah studi ilmiah yang berlangsung selama 16 tahun mengungkap fakta mencengangkan: gaya hidup dan faktor metabolik tertentu ternyata bisa membuat otak menua lebih cepat. Menggunakan pencitraan otak canggih dan pembelajaran mesin (machine learning), para peneliti berhasil mengidentifikasi lima faktor risiko utama yang berdampak signifikan terhadap struktur otak.
Seiring bertambahnya usia, otak manusia mengalami perubahan struktural, mulai dari penyusutan volume (atrofi otak), kerusakan mikrostruktur materi putih, hingga peningkatan bintik-bintik putih (white matter hyperintensities) yang semuanya berkaitan dengan penurunan fungsi kognitif dan penyakit neurodegeneratif. Kini, para ilmuwan menggunakan pencitraan resonansi magnetik (MRI) untuk memperkirakan "usia otak" sebagai indikator kesehatan otak.
Namun, tidak hanya usia biologis yang memengaruhi penuaan otak. Studi-studi sebelumnya telah menyebutkan bahwa faktor-faktor seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan merokok bisa memengaruhi struktur otak. Tetapi bagaimana hubungan langsung antara faktor-faktor tersebut dan percepatan penuaan otak belum diketahui secara pasti—hingga studi terbaru ini hadir membawa jawaban.
Baca juga: Latihan Fisik Singkat dan Intens Dapat Memperlambat Penuaan Otak
Penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan di Tiongkok terhadap populasi besar di Kailuan. Selama 16 tahun, para partisipan dipantau melalui berbagai pemeriksaan kesehatan dan pencitraan otak multi-modal. Tim peneliti membangun model prediksi usia otak dari kelompok sehat, lalu mengujinya pada kelompok-kelompok yang memiliki berbagai jumlah faktor risiko.
Hasilnya? Sangat mencengangkan.
Lima faktor utama ditemukan berkaitan kuat dengan penuaan otak yang lebih cepat:
Dikutip dari laporan penelitian, "kelima faktor risiko ini menunjukkan hubungan yang konsisten dan signifikan dengan fitur-fitur pencitraan otak yang mencerminkan penuaan."
Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang, semakin besar kesenjangan antara usia otak yang diprediksi dengan usia biologis mereka. Individu dengan 4–5 faktor risiko memiliki “brain age gap” yang jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya memiliki satu atau tidak sama sekali.
Baca juga: Kebiasaan Sederhana yang Bisa Menguatkan Otak di Segala Usia
Dari kelima faktor tersebut, hipertensi ternyata menjadi yang paling berdampak besar. Melalui pencitraan otak T1-weighted, ditemukan bahwa penderita hipertensi mengalami kerusakan struktur otak yang paling signifikan. Ini menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi bukan hanya merusak pembuluh darah, tetapi juga mempercepat kerusakan jaringan otak.
“Hipertensi memberikan pengaruh paling kuat terhadap degenerasi struktural jaringan otak,” tulis para peneliti dalam jurnal Research.
Baca juga: Duduk Terlalu Lama Bisa Merusak Otak, Ini Solusinya
Studi ini memberikan pesan penting: kesehatan otak bukanlah sesuatu yang tak bisa kita kontrol. Mengelola tekanan darah, kadar gula, dan kreatinin, berhenti merokok, serta meningkatkan akses terhadap pendidikan adalah langkah-langkah nyata untuk menjaga otak tetap sehat lebih lama.
Ke depan, para ilmuwan berencana menggabungkan data pencitraan longitudinal untuk memahami pola penuaan otak secara lebih mendalam. Mereka juga berharap dapat mengembangkan model prediksi yang lebih akurat dengan menggali informasi dari berbagai jenis pencitraan otak.
Baca juga: Olahraga Bikin Otak Awet Muda, Studi Baru Temukan Buktinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.