优游国际

KOMPAS.com - Devisa adalah valuta asing (valas) yang sering digunakan sebagai alat pembayaran luar negeri.

Valas ini diterima secara internasional oleh berbagai negara, meski penggunaannya tetap berada dalam pengawasan moneter, yakni bank sentral.

Menurut Boy Loen dan Sonny Ericson dalam buku Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa (2008), yang termasuk devisa adalah saldo valas atau Uang Kertas Asing (UKA).

Sementara uang logam yang mendapat catatan kurs dari Bank Indonesia tidak bisa digunakan sebagai devisa.

Macam-macam devisa

Dalam perdagangan internasional, devisa digunakan untuk bertransaksi. Fungsinya hampir sama seperti uang kartal.

Baca juga: Macam-macam Devisa

Hanya saja, jangkauan devisa lebih luas ketimbang uang kartal. Karena devisa digunakan oleh berbagai negara untuk bertransaksi.

Selain itu, devisa juga bisa digunakan untuk membayar utang luar negeri dan membiayai hubungan internasional.

Dikutip dari buku Langkah Awal Memahami Hukum Perdagangan Internasional dalam Era Globalisasi (2019) oleh Venantia Sri Hadiarianti, berikut ini jenis-jenis devisa:

• Devisa umum 

Adalah jenis devisa yang bersumber dari hasil ekspor. Jadi, ketika negara mengekspor komoditas, mereka akan mendapat penghasilan.

Dilansir dari buku Ekonomi dan Keuangan (2010) oleh Sjafruddin Prawiranegara, devisa umum adalah devisa yang tidak berasal dari kredit negara lain.

Jenis devisa ini didapatkan dari kegiatan ekspor, transfer luar negeri, atau bentuk transaksi internasional lainnya.

Baca juga: Cadangan Devisa: Definisi, Bentuk, dan Sumbernya

• Devisa kredit 

Merupakan jenis devisa yang berasal dari pinjaman luar negeri, baik bank dunia maupun negara-negara asing.

Karena bersifat kredit, pemakaian devisa ini terbatas. Selain itu, ada ketentuan atau syarat yang harus dipenuhi negara penerima devisa ini.

Contoh jenis devisa kredit, yaitu pemerintah Indonesia meminjam dana dari bank dunia. Dana pinjaman itulah yang kemudian disebut devisa kredit.