Selain membantu sesama, Sa'ad bin Ubadah menggunakan harta kekayaannya untuk memperjuangkan Islam.
Sa'ad disebut-sebut sebagai salah satu orang Arab yang "sempurna", karena selain dermawan, ia pandai memanah, berenang, dan dapat menulis dalam bahasa Arab.
Ia berpartisipasi dalam sejumlah peperangan bersama Nabi Muhammad, termasuk Perang Uhud, Perang Khandaq, Perang Khaibar, Perang Hunain, dan peristiwa Fathu Mekkah.
Pada saat Perang Uhud, Sa'ad dipercaya menjadi pembawa bendera Anshar.
Sa'ad bin Ubaidah bertugas memimpin barisan kaum Saidah.
Sebenarnya, Sa'ad hendak mengikuti pula Perang Badar, tetapi ia terkena musibah sehingga tidak bisa berangkat.
Kendati gagal berjuang dalam Perang Badar, Sa'ad memberikan Nabi Muhammad sebuah pedang bernama Adhab.
Baca juga: Khalid bin Walid, Sahabat Nabi yang Dijuluki Pedang Allah
Sepeninggal Sa’ad bin Mu'adh dalam Perang Khandaq, Sa’ad bin Ubadah menjadi pemimpin kaum Anshar di Madinah.
Ketika Nabi Muhammad wafat pada tahun 632, umat Muslim bermusyawarah untuk menentukan penerus Rasulullah yang dapat memimpin dakwah Islam.
Para sahabat dan Sa'ad bin Ubadah mengajukan wacana dan gagasan tentang siapa yang pantas untuk menjadi pemimpin sebagai pengganti Rasulullah SAW.
Sa'ad bin Ubadah sendiri dicalonkan sebagai khalifah dari kaum Anshar.
Pada akhirnya, Abu Bakar yang terpilih menjadi Khulafaur Rasyidin pertama, atau pemimpin umat Islam sepeninggal Nabi Muhammad.
Sa’ad bin Ubadah diperkirakan wafat pada 15 Hijriah atau pada tahun 636 Masehi di Syam.
Selama hidup sebagai sahabat Nabi Muhammad, Sa’ad pernah meriwayatkan kurang lebih 21 hadis.
Baca juga: Kisah Hanzhalah, Sahabat Nabi yang Dimandikan Malaikat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.