优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Fungsi Gedung Museum Fatahillah di Masa VOC

优游国际.com - 16/05/2025, 19:00 WIB
Ahmad Yasin

Penulis

KOMPAS.com - Museum Fatahillah terletak di kawasan kota tua, tepatnya di Jalan Taman Fatahillah Nomor 1, Jakarta Barat, DKI.

Museum Fatahillah menjadi salah satu ikon kota Jakarta Barat lantaran keindahan arsitektur dan nilai historis bangunan ini.

Pada 1970, bangunan Museum Fatahillah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta.

Akan tetapi, jauh sebelum itu, bangunan Museum Fatahillah merupakan bangunan penting di masa VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), terutama sejak maskapai dagang asal Belanda itu bersandar di Jakarta.

Lantas, apa fungsi gedung Museum Fatahillah di masa VOC?

Baca juga: 5 Gubernur Jenderal VOC yang Terkenal

Sejarah gedung Museum Fatahillah

Bangunan Museum Fatahillah difungsikan sebagai gedung balai kota atau Stadhuis oleh VOC. Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen membangun gedung tersebut pada 1626.

Jan Pieterszoon Coen, atau dikenal sebagai Murjangkung di kalangan bumiputera, menjadikan gedung ini sebagai balai kota kedua. Sebelumnya, VOC telah memiliki bangunan balai kota pertama pada 1620 di dekat Kalibesar Timur.

Semula, bangunan Stadhuis milik VOC ini hanya memiliki satu tingkat. Namun, pada perkembangannya, pembangunan lantai-lantai berikutnya baru dilakukan kemudian.

Baca juga: Fatahillah, Penakluk Portugis di Sunda Kelapa

Gedung balai kota VOC ini sempat mengalami kerusakan di awal berdirinya, yakni pada 1648. Karakteristik tanah Jakarta dan gedung balai kota ini yang berat menyebabkan bangunan tersebut perlahan-lahan melesak ke dalam tanah.

Akhirnya, VOC memutuskan untuk menaikkan lantai sekitar 52 cm. Balai kota lantas mulai dikembangkan secara bertahap pada 1707 dan 1710, hingga akhirnya bisa diresmikan oleh Gubernur Jenderal Abraham Van Riebeeck.

Baca juga: Jejak Rel Trem di Jakarta

Fungsi balai kota VOC di Batavia saat itu tidak hanya menjadi pusat administrasi, melainkan juga melaksanakan fungsi-fungsi yudikatif, seperti Dewan Pengadilan dan Mahkamah Kehakiman.

Sejumlah kegiatan lain seperti pendaftaran perkawinan, pembebasan perbudakan, jual beli kapal, dan pelaksanaan hukuman kejahatan besar juga berlangsung di tempat ini.

Sejak awal abad ke-20, gedung balai kota tidak lagi melayani fungsi-fungsi administrasi perkotaan. Di masa Jepang, gedung balai kota digunakan untuk menyimpan logistik.

Baca juga: Jan Pieterszoon Coen, Gubernur yang Memindahkan Markas VOC ke Batavia

Menjadi Museum Sejarah Jakarta

Gedung peninggalan VOC ini lantas mengalami sejumlah perubahan fungsi di masa kemerdekaan Indonesia, sebelum menjadi cagar budaya pada 1970.

Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin lantas melakukan renovasi ulang atas gedung ini pada 30 Maret 1974. Gedung ini kemudian difungsikan sebagai Museum Sejarah Jakarta, hingga kemudian dikenal sebagai Museum Fatahillah.

Museum Fatahillah menyimpan sejumlah koleksi penting yang merekam perkembangan kota Jakarta. Berikut ini adalah koleksi Museum Fatahillah:

  • Perjalanan sejarah Jakarta.
  • Replika peninggalan masa Tarumanega dan Pajajaran.
  • Hasil penggalian arkeologi di Jakarta.
  • Mebel antik mulai dari abad 17 sampai 19.
  • Keramik, gerabah, dan batu prasasti.

Refrensi:

  • Ariani, (2015), "Perubahan Fungsi pada Museum Fatahillah Ditinjau dari Teori Poskolonial", HUMANIORA, Vol.6(4), 483-495.
  • A, Heuken SJ. (2015). Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta. Jakarta: Cipta Loka Caraka.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau