KOMPAS.com - Polisi menemukan tempat penimbunan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di area rumah Kepala Kampung Gunung Agung, Lampung Tengah, yang berinisial SKD.
Temuan ini terungkap saat kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) usai rumah sang lurah dibakar massa pada Sabtu (17/5/2025).
Kepala Seksi Humas Polres Lampung Selatan, Inspektur Satu (Iptu) Tohid Suharsono, menjelaskan bahwa lokasi penimbunan berada di belakang rumah lurah.
“Saat olah TKP, kami menemukan sejumlah barang bukti yang diduga terkait praktik penyalahgunaan BBM bersubsidi,” ujar Tohid saat dihubungi pada Senin (19/5/2025) malam.
Baca juga:
Barang bukti yang ditemukan di lokasi antara lain 11 tandon berkapasitas masing-masing 1.000 liter, dua drum, dua unit truk, 44 jeriken ukuran 35 liter, satu mesin penyedot, satu alat ukur, dan satu drum penampung.
Selain itu, polisi juga menemukan sembilan jeriken berisi solar ukuran 35 liter, tiga jeriken solar ukuran 10 liter, satu mobil dengan tangki modifikasi, empat sepeda motor yang dibakar massa, serta satu sepeda motor yang masih utuh.
Kerusuhan di Kampung Gunung Agung bermula dari konflik antara warga yang diduga dipicu isu penyelewengan bantuan pangan nasional (Bapang).
Kapolres Lampung Tengah AKBP Alsyahendra menjelaskan bahwa konflik tersebut berkembang dari perdebatan di media sosial antara pelaku bernama Agus Sadewo, warga Kampung Gunung Batin Ilir, dengan korban bernama Surya, warga Kampung Gunung Agung.
Baca juga:
Pertikaian itu memuncak saat keduanya bertemu di Pasar Bandar Agung pada Sabtu (17/5/2025) sekitar pukul 09.00 WIB.
“Antara pelaku dan korban pernah berselisih paham di media sosial terkait dugaan penyelewengan Bapang beras yang menyeret nama Kepala Kampung Gunung Agung,” ungkap Alsyahendra.
Dalam pertemuan tersebut, terjadi pertengkaran yang berujung pada penusukan terhadap Surya. Korban akhirnya meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya.
Peristiwa penusukan menjadi pemicu utama kemarahan warga. Setelah insiden tersebut, sekelompok warga melakukan tindakan anarkistis dengan membakar rumah Kepala Kampung Gunung Agung.
Tak hanya itu, massa juga membakar kantor pelayanan publik sementara serta sebuah warung yang terletak di depan SPBU Gunung Agung.
Baca juga:
Sebanyak 15 kendaraan hangus dilalap api dalam kerusuhan tersebut, termasuk empat sepeda motor yang ditemukan terbakar saat polisi melakukan olah TKP.
Menurut Iptu Tohid, pihak kepolisian telah memeriksa enam orang saksi, termasuk Lurah Gunung Agung.