KOMPAS.com - Nama Meghan Markle kerap menjadi perbincangan, terlebih setelah menjadi istri Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris.
Meghan semakin mendapat sorotan ketika bersama sang suami memutuskan pindah ke Kanada dan mundur dari perannya sebagai anggota kerajaan yang memiliki kewajiban untuk menjalankan berbagai tugas kenegaraan.
Diberitakan The Guardian, Meghan menyebut dirinya sebagai orang yang paling teraniaya di dunia.
Ibu dari Archie Mountbatten ini mengaku pernah mendapatkan perundungan di media online yang hampir tidak bisa diatasi.
Dalam sebuah podcast yang membahas topik kesehatan mental, stigma, dan kekerasan online, Meghan menaruh khawatir dengan pandemi Covid-19 yang saat ini tengah berlangsung.
Baca juga:
Sebab, anak-anak lebih banyak terhubung dengan lingkungannya melalui media online selama sekolahnya ditutup.
Kekhawatiran ini berangkat dari pengalamannya sendiri sebagai pribadi yang pernah mengalami perundungan di media sosial, khususnya di tahun 2019.
“Saya katakan bahwa pada tahun 2019 saya adalah orang yang paling teraniaya di seluruh dunia, baik pria atau wanita. Bahkan sampai sekarang ketika selama 8 bulan saya tidak muncul ke publik, karena sedang cuti melahirkan dan bersama Archie," kata Meghan.
Menurutnya, semua itu memiliki dampak yang begitu besar pada dirinya, dan hampir membuatnya hancur.
"Anda tidak bisa tahu seperti apa rasanya, saya tidak lagi memikirkan apakah Anda berusia 15 tahun atau 25 tahun, tapi jika ada seseorang yang berbicara tentang dirimu dan itu adalah sesuatu yang tidak benar, efeknya besar bagi kesehatan mental dan emosional," ujarnya.
Sang suami, Pangeran Harry, menyebut aksi-aksi perundungan di ranah online bisa terjadi, karena sebagian pelakunya bersembunyi di balik akun virtual yang bisa mengamankan identitasnya.
Di sana, kata Harry, mereka bisa mengatakan apa pun yang tidak bisa mereka katakan secara langsung di dunia nyata dengan identitas aslinya.
Baca juga:
"Saya pikir banyak orang tersakiti dan ketakutan akibat bagaimana sistem dunia ini berlaku, di media online seseorang dimungkinkan untuk menyebarluaskan segala sesuatu dengan mudah," kata putra kedua mendiang Putri Diana ini.
Namun, Harry tetap percaya semua itu sesungguhnya amat bergantung pada kontrol diri masing-masing.
"Anda bisa mengontrol apa yang Anda lihat, Anda lakukan," ujar Harry.
Jika hal sebaliknya yang terjadi, maka sesungguhnya kita gagal mengontrol diri, dan malah tengah dikontrol oleh hal negatif.
Meghan dan Harry pun memberi tahu cara yang dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dari cacian, hujatan, atau ejekan yang diterima dari dunia maya.
Ternyata, cara yang ditempuh antara keduanya berbeda. Harry melakukan meditasi, sementara Meghan menulis jurnal.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita ÓÅÓιú¼Ê.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.