KOMPAS.com - Penyakit hepatitis akut yang sedang melanda dunia diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit misterius ini.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sampai saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut terkait penyebabnya.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FK UI) Hanifah Oswari menyebutkan bahwa dugaan awal disebabkan oleh adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV, dan lainnya.
Dilansir dari , virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan.
Baca juga: Penyebab Hepatitis Akut pada Anak, Berikut Beberapa Dugaannya
Untuk mencegah penularan hepatitis akut melalui saluran pernapasan, bisa dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19, seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.
Kemudian, orangtua ditekankan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan pastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi telah matang.
Selanjutnya, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat.
Upaya lainnya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan hepatitis akut adalah pemahaman orangtua terhadap gejala awal penyakit hepatitis akut.
Baca juga: 99,2 Persen Masyarakat Sudah Memiliki Antibodi Covid-19, Bolehkah Lepas Masker?
Hanifah pun menyebutkan gejala awal penyakit hepatitis akut:
Selanjutnya, gejala akan semakin berat, seperti:
Baca juga: Gejala dan Pencegahan Hepatitis Akut Misterius
Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orangtua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.
Ditegaskan untuk tidak menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran.
Sebab, kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi hepatitis sudah sangat berat.
Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.
Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama yang solid antara orangtua, tenaga kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala hepatitis akut sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis.
Baca juga: Apakah Mutasi Virus Corona Memicu Terjadinya Hepatitis Akut Misterius?
Infografik: Mengenal 5 Jenis Hepatitis