Ia menyebutkan, hal itu membuat seluruh permukaan Bulan yang menghadap Bumi memantulkan sinar matahari.
Baca juga: Astronom Temukan Bulan Palsu Quasi-Moon di Orbit Bumi, Apa Itu?
Dikutip dari Space, istilah “supermoon” tidak berasal dari astronomi, melainkan dari astrologi bidang pseudoscientific.
Bidang tersebut mempelajari pergerakan benda langit untuk membuat prediksi tentang perilaku dan peristiwa manusia.
Istilah ini pertama kali disebutkan dalam artikel pada 1979 untuk majalah "Dell Horoscope" oleh Richard Nolle.
Nolle mendefinisikan supermoon sebagai Bulan baru atau Bulan purnama yang terjadi dengan Bulan di posisi terdekat dengan Bumi dalam orbit tertentu.
Namun baru beberapa tahun terakhir ini, istilah supermoon lebih diperhartikan oleh masyarakat. Hal itu dimulai sekitar 2004.
Baca juga: Ramai soal Bulan dan Venus Berdekatan di Langit, Fenomena Apa Itu?
Bulan diketahui memiliki jarak rata-rata sejauh 238 ribu mil atau 382.900 km dari Bumi.
Kendati demikian, apogee (posisi terjauh) dan perigee (posisi terdekat) Bulan berubah-ubah karena orbitnya yang berbentuk elips.
“Alasan utama mengapa orbit Bulan bukan lingkaran sempurna (elips) adalah karena ada banyak gaya pasang suruh atau gravitasi yang menarik Bulan,” ucap ilmuwan NASA Noah Petro.
Ia menambahkan, gravitasi Bumi, Matahari, dan planet lain berpengaruh pada orbit Bulan.
“Anda memiliki semua gaya gravitasi berbeda yang menarik dan mendorong Bulan, yang memberi kita kesempatan untuk melewati jarak dekat ini,” tuturnya.
Baca juga: Viral, Video Penampakan Dua Bulan Sabit, Ini Kata BRIN
Ada dua faktor untuk mendukung terjadinya fenomena supermoon, yakni perigee dan fase purnama.
Adapun perigee Bulan setiap 27 hari sekali dan fase purnama setiap 29,5 hari saat Matahari menyinari Bulan sepenuhnya.
Diperkirakan Bulan akan tampak 30 persen lebih terang dan 14 persen lebih besar dari biasanya. Namun, sangat sulit untuk melihat perbedaannya dengan mata telanjang.
“Itu tidak cukup untuk diperhatikan (perbedaannya) kecuali Anda adalah pengamat Bulan yang sangat berhati-hari,” kata Petro.
Supermoon yang terjadi pada Selasa (1/8/2023) mempunyai nama lain, yakni sturgeon moon.
Baca juga: Ramai soal Fenomena Awan Aneh di Langit Semarang, Apa Itu?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita ÓÅÓιú¼Ê.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.