KOMPAS.com - Selada adalah salah satu sayuran daun yang rendah kalori dan banyak mengandung serat.
Sayuran ini sering dijadikan lalapan dan disantap bersama nasi, sambal, serta lauk-pauk khas Indonesia.
Daun selada juga menjadi bagian dari beberapa makanan di negara lain, seperti salad sayur dan burger.
Kombinasi rendah kalori dan tinggi serat membuat selada cocok dikonsumsi sebagai makanan penurun berat badan.
Dilansir dari laman Stylecraze, serat dalam sayuran ini membantu tubuh mempertahankan rasa kenyang, sehingga mencegah perilaku makan berlebihan.
Selada juga merupakan sumber vitamin K yang berfungsi memperkuat tulang dan mengurangi risiko patah tulang.
Vitamin A yang berperan penting dalam mendukung kesehatan mata pun terkandung dalam sayuran ini.
Oleh karenanya, menurut WebMD, makan selada dapat menurunkan risiko terkena katarak serta mencegah degenerasi makula atau penurunan kemampuan penglihatan.
Tidak hanya itu, daun selada mentah mengandung lebih 95 persen air. Tak heran, konsumsi lalapan selada dapat sedikit membantu menghidrasi tubuh.
Lantas, bagaimana efek samping daun selada?
Selada atau Lactuca sativa terdiri dari beberapa jenis, antara lain selada kepala (capitata), selada keriting (crispa), selada romaine (longifolia), dan selada celtuce (augustana).
Masyarakat Indonesia lebih sering mengonsumsi selada keriting dengan ciri khas bentuk helaian daun berombak atau bergerigi.
Meski menyehatkan, mengonsumsi daun selada apa pun dapat memicu efek samping jika berlebihan.
Berikut efek samping yang mungkin terjadi saat terlalu banyak makan selada:
Baca juga: Cegah Penyakit Jantung dan Diabates, Ketahui 3 Efek Samping Sawi Putih
Dilansir dari laman Livestrong, selada mengandung vitamin A dan beta karoten, senyawa yang akan diubah menjadi vitamin A oleh tubuh.