ÓÅÓιú¼Ê

Baca berita tanpa iklan.

Kisah Marsinah yang Didukung Prabowo Jadi Pahlawan Nasional Wakili Buruh

ÓÅÓιú¼Ê.com - 02/05/2025, 13:15 WIB
Intan Maharani

Penulis

KOMPAS.com - Nama Marsinah menjadi sorotan usai Presiden Prabowo Subianto mendukung usulan terkait pahlawan dari kaum buruh.

Prabowo menyampaikan dukungannya untuk memberi anugerah pahlawan nasional kepada Marsinah dalam orasinya dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, di Lapangan Monas, pada Kamis (1/5/2025). 

"Saudara-saudara, juga atas usul dari piminan tokoh-tokoh buruh, mereka sampaikan ke saya, ‘Pak, kenapa sih pahlawan nasional tidak ada dari kaum buruh?’, saya tanya, kalian ada saran nggak?" tanya Prabowo, seperti yang dikutip dari ÓÅÓιú¼Ê TV, Jumat (2/5/2025).

Baca juga: Mengenang Marsinah, Simbol Perjuangan Kaum Buruh yang Tewas Dibunuh

Kemudian, Presiden RI itu meminta mereka mengusulkan tokoh dari kaum buruh hingga tercetuslah nama Marsinah. 

"Dan mereka sampaikan, ‘Pak, bagaimana kalau Marsinah, Pak. Marsinah jadi pahlawan nasional’," kata Prabowo. 

"Asal seluruh pimpinan buruh mewakili kaum buruh sepakat, saya akan dukung Marsinah jadi pahlawan nasional," sambungnya. 

Sebagai tindak lanjut, Kementerian Sosial (Kemensos) RI akan memfasilitasi usulan Prabowo tersebut. 

Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menyebutkan akan mengusahakan anugerah pahlawan nasional kepada Marsinah sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. 

Lantas, siapakah Marsinah? Bagaimana kisahnya bisa menjadi inspirasi perjuangan buruh dalam menegakkan keadilan?

Latar belakang Marsinah

Dilansir dari ÓÅÓιú¼Ê.com, Rabu (21/9/2022), Marsinah yang lahir pada 10 April di Nglundo, Nganjuk Jawa Timur, ini adalah anak kedua dari tiga bersaudara.

Setelah ibunya meninggal dunia saat Marsinah berusia 3 tahun, ayahnya menikah lagi. 

Marsinah pun tumbuh di bawah pengasuhan nenek yang tinggal bersama paman dan bibinya. 

Sejak kecil, ia terbiasa bekerja dengan membantu nenek berjualan gabah dan jagung.

Sedangkan di sekolah, ia dikenal sebagai siswi pintar, suka membaca dan kritis oleh guru dan teman-temannya. 

Lepas SD, Marsinah mengenyam pendidikan di SMP Negeri 5 Nganjuk dan berlanjut ke SMA Muhammadiyah. 

Kendala biaya membuat Marsinah harus mengubur cita-citanya kulaih di fakultas hukum. Hingga pada akhirnya ia merantau ke Surabaya pada tahun 1989. 

Selama merantau, Marsinah bekerja di pabrik plastik SKW yang berlokasi di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya.

Karena gajinya yang terlalu kecil, ia menambah penghasilan dengan berjualan nasi bungkus. 

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi ÓÅÓιú¼Ê.com
Network

Copyright 2008 - 2025 ÓÅÓιú¼Ê. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses ÓÅÓιú¼Ê.com
atau