KOMPAS.com - Seorang anak berusia lima tahun telah merusak lukisan senilai 42,5 juta poundsterling atau sekitar Rp 936 miliar di Museum Boijmans Van Beuningen, Rotterdam, Belanda pada Selasa (29/4/2025).
Juru Bicara Museum, Vincent Cardinaal, mengatakan, lukisan itu adalah karya Mark Rothko yang berjudul "Grey, Orange on Maroon, No.8".
Menurutnya, lukisan itu dipamerkan di museum dan dapat disaksikan oleh publik.
Lalu, bagaimana kronologi anak kecil di Belanda rusak lukisan berharga itu?
Baca juga: Cerita di Balik Lukisan Siti Maryam, Hadiah Megawati untuk Paus Fransiskus
Saat dipamerkan, seorang anak berusia lima tahun mendekati lukisan itu dan menyentuhnya beberapa kali.
Hal itu menimbulkan adanya goresan kecil pada lukisan yang dibuat pada 1960 tersebut.
"Karya Rothko telah mengalami kerusakan, sejumlah goresan terlihat pada lapisan cat yang belum dipernis," kata Cardinaal kepada ABC News, Rabu (30/4/2025).
"Itu terjadi karena seorang anak, tanpa pengawasan, menyentuh bagian bawah karya tersebut," lanjut dia.
Setelah kejadian itu, lukisan Mark Rothko langsung dipindahkan ke laboratorium konservasi museum.
"Saat ini kami sedang meneliti langkah selanjutnya untuk perawatan dan berharap karya tersebut dapat ditampilkan lagi di masa mendatang," tambah Cardinaal.
Baca juga: Lukisan Gua Tertua Dunia Ada di Indonesia, Diperkirakan Berusia 51.200 Tahun
Dikutip dari BBC, Selasa (29/4/2025), Manajer Konservasi di Fine Art Restoration Company, Sophie McAloone menyampaikan, lukisan "Grey, Orange on Maroon, No.8" sangat rentan terhadap kerusakan.
Menurutnya, hal ini disebabkan oleh kombinasi bahan-bahan modern kompleks yang termuat di lukisan tersebut.
Ini juga termasuk tidak adanya lapisan tradisional dan intensitas bidang warna datar yang membuat area kerusakan sekecil apa pun langsung terlihat.
"Dalam kasus ini, goresan pada lapisan cat bagian atas dapat berdampak signifikan pada pengalaman melihat karya tersebut," ujar McAloone.
Sementara, Manajer Pemasaran di layanan restorasi seni Plowden & Smith, Jonny Helm, menjelaskan, insiden itu memiliki pengaruh bagi lembaga-lembaga di Inggris, seperti V&A East dan British Museum.