DUBAI, KOMPAS.com - Putri Latifa, putri penguasa Dubai yang disekap, mengisahkan momen bagaimana upaya pelariannya berujung ke kegagalan.
Dia adalah anak Sheikh Mohammed bin Rashid al Maktoum, dan pernah mencoba untuk melarikan diri sekitar dua tahun lalu.
Sejak upayanya untuk kabur gagal, dia tidak terlihat lagi di publik hingga muncul video pesan pada pekan ini.
Baca juga: Inggris Akan Bantu Putri Latifa, Anak Syekh Dubai yang Disekap Keluarganya
Dia mencoba kabur dari keluarganya pada 2018 dengan berlayar ke Samudera Hindia. Namun, upayanya menemui kegagalan.
Putri Latifa kembali ke Dubai setelah ditipu oleh pemburu hadiah. Adapun keluarganya menuturkan itu adalah misi penyelamatan.
Dalam pesan video yang dirilis Sky News, dia mengungkapkan dia mendengar derap sepatu boot, orang berteriak, dan suara tembakan.
"Tidak ada dari kru kapal yang mengenakan boot. Jadi saya tahu ada yang sudah menaiki kapal dan suara tembakan itu terdengar dekat," paparnya.
Sheikh Mohammed yang dikenal sebagai salah satu sosok monarki berpengaruh dunia berujar, putrinya itu baik-baik saja, dan meminta privasi keluarganya dihormati.
Meski begitu dalam kabar yang mengemuka, Latifa sempat dipenjara sebelum dijadikan tahanan rumah di sebuah vila.
Baca juga: Ketakutan Disekap Keluarganya, Putri Latifa Anak Syekh Dubai: Aku Khawatir Keselamatan dan Nyawaku
Dilansir Rabu (17/2/2021), vila itu dijaga ketat oleh pasukan keamanan dengan jendelanya dilapisi oleh jeruji.
Berdasarkan penelusuran dari Sky News, terungkap lokasi tempat Sheikha Latifa ditahan berada di dekat destinasi wisata Pantai Jumeirah.
Berbekal ponsel yang diselundupkan seorang teman, Latifa bisa berkomunikasi dengan Sky News pada 2019 melalui pesan video.
Dalam video, putri berusia 35 tahun itu mengungkapkan momen bagaimana dia tahu harapannya pergi dari keluarganya telah pupus.
"Sangat menakutkan. Dalam pikiran saya, seseorang berusaha melindungi kami dengan menembak. Namun dia ditembak balik," ungkapnya.
Saat momen tersebut, Latifa menceritakan dia dan temannya, Tiina Jauhiainen, bersiap untuk tidur pada 4 Maret 2018 saat baku tembak pecah.
Baca juga: Kisah Putri Latifa, Anak Syekh Dubai yang Disekap Keluarganya Sendiri dan Ketakutan
Dengan cepat, dia dan Jauhiainen mematikan lampu dan mengunci kamar mandi karena mereka mendengar suara itu dari atas.
Mereka terpaksa keluar setelah kamar mandi dilempar bom asap, di mana mereka sudah disambut oleh pasukan bersenjata,
"Saya terus berkata 'kalian tak bisa membawaku. Kita di perairan internasional. Saya ingin suaka'. Namun mereka tak peduli," ucapnya.
Putri Latifa mengatakan, dia sempat disuntik dengan obat penenang sebanyak tiga kali. Tapi dia berusaha melawan.
Sesampainya di Dubai, dia dimasukkan ke Penjara Al Awir. Di sana, dia menjabarkan seperti apa kondisi yang dialaminya.
Dia mendetilkan ada ranjang di tengah sel, dengan dua polisi wanita berjaga dengan pergantian setiap delapan jam.
Baca juga:
Putri Latifa menuturkan mereka tak henti-hentinya berbicara, dengan lampu fluorescent biru terus menyala sehingga membuatnya susah tidur.
Dia mengingat di hari pertamanya ditahan, salah seorang penjaga memaksanya untuk mandi karena melihat pakaiannya berlumuran darah.
Latifa menjawab darah itu bukan darahnya, melainkan berasal dari tentara Uni Emirat Arab yang dia gigit di kapal.
"Saya ingat melihat diri saya dan kaca. Wajah saya memar dan bengkak, dan saya bisa melihat betapa sedihnya saya," kata dia.
PBB yang mendapat pesan tersebut menyatakan akan segera mendiskusikannya dengan Uni Emirat Arab.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.